Ketiga adalah faktor geopolitik yang selalu menjadi pertimbangan di dalam penentuan bakal Paslon. Fadil dari Selatan sedangkan Ni’matullah dari Tengah. Sehingga kombinasi keduanya dinilai cocok karena mereprensentasikan wilayah Selatan dan Tengah.
Tentu saja ada yang pesimis karena Ni’matullah gagal di Pileg 2024 lalu. Tetapi jangan lupa jikalau Pileg dan Pilgub adalah dua “medan perang” yang berbeda. Di Pileg, saudara, sepupu, paman, dan sahabat, kerap menjadi lawan. Sedangkan di Pilgub sebaliknya, semua bisa menyatu karena pilihannya terbatas.
Oleh karena itu, hemat penulis, duet Fadil Imran – Ni’matullah cukup menarik sebagai alternatif bagi rakyat Sulsel.(*)