Konflik Iran Israel

Hanya Pakai Rudal 'Usang' Iran Tunjukan ke Dunia Pertahanan Israel Tak Sekuat Digembar-gemborkan?

Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Iran menghadiri prosesi pemakaman untuk tujuh anggota Pasukan Garda Revolusi Islam atau IRGC yang tewas dalam serangan di Suriah, di Tehran pada 5 April 2024. Iran menyebut serangan itu dilakukan Israel.

"Dalam sebuah tweet satu kata yang tak termaafkan, Ben Gvir berhasil mengejek dan mempermalukan Israel dari Teheran ke Washington," tuduhnya dikutip time of israel.

Sementara itu, seorang pakar kontrol senjata Iran mengatakan bahwa serangan yang dilaporkan "jauh lebih terbatas daripada yang diperkirakan banyak orang".

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Ali Ahmadi mengatakan bahwa Israel "memiliki lebih banyak keterbatasan dalam jangkauan operasionalnya" daripada yang diperkirakan banyak orang.

"Tentu saja, setelah kapasitas pembalasan Iran dikritik, Iran mendapatkan keuntungan yang menunjukkan betapa tidak efektifnya apa yang dilakukan Israel. Iran juga perlu mempersiapkan publik untuk menghadapi reaksi yang jauh lebih lunak daripada yang telah dibicarakan dalam beberapa hari terakhir," jelasnya.

Ahmadi mengatakan bahwa sebelum insiden hari ini, Iran telah mempersiapkan segala macam opsi untuk melakukan pembalasan besar-besaran, termasuk melibatkan sekutu-sekutunya.

Namun mengingat ruang lingkup dan dampak yang terbatas dari serangan yang dituduhkan, yang ia gambarkan sebagai "sabotase keamanan" dan bukan "serangan militer", akan menjadi sebuah kesalahan untuk melakukan respons yang masif.

Kota Isfahan-Iran pernah diserang sebelumnya. Sebuah pabrik militer milik tentara Iran di Isfahan diserang oleh beberapa drone pada Januari 2023.

Drone kecil itu gagal merusak fasilitas yang dilindungi oleh pertahanan udara di atapnya untuk melawan pesawat tak berawak.

Iran menyalahkan Israel atas serangan tersebut dan menangkap empat orang karena beroperasi atas nama Mossad, agen mata-mata Israel.

Terpisah, Menteri Keamanan Israel dari partai sayap kanan, Itamar Ben-Gvir menulis "Lemah!" di platform media sosial "X".

Unggahan satu kata Itamar tersebut menyusul laporan-laporan tentang apa yang oleh beberapa pihak digambarkan sebagai serangan Israel yang terbatas di Iran.

Sejauh ini tampaknya tidak mendapat tanggapan dari para pejabat Iran.

Klaim Iran

Militer Israel melakukan serangan dengan meluncurkan beberapa tembakan ke pangkalan udara Militer Iran di Kota Ghahjaworstan, Iran, hari ini, Jumat (19/4/2024).

Tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut, sementara sejumlah media lokal Iran melaporkan bahwa serangan Israel tidak berdampak pada fasilitas nuklir strategis Iran yang berlokasi kota Isfahan barat laut dari Ghahjaworstan.

“Fasilitas nuklir di Isfahan sepenuhnya aman,” ujar laporan kantor berita Iran Tasnim.

Menanggapi serangan yang dilakukan Israel, otoritas Iran menegaskan bahwa serangan yang ditembakan Israel bukanlah rudal, melainkan drone berukuran kecil yang berhasil ditembak jatuh oleh pasukan elit Iran.

“Tidak ada serangan rudal untuk saat ini, ledakan yang terdengar di dekat pusat kota Isfahan berasal dari serpihan drone yang telah ditembak jatuh,” tegas otoritas Iran, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Kendati serangan Israel dianggap remeh, namun imbas ledakan ini, semua penerbangan ke kota-kota besar Iran seperti Teheran, Isfahan, dan Shiraz ditutup.

Sementara operasional bandara di Barat, Barat Laut, dan Barat Daya ditangguhkan.

Persiapan Iran Hadapi Serangan Israel

Mencegah serangan lanjutan dari Israel, otoritas Iran kini mulai mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di beberapa wilayah penting, agar serangan-serangan udara pihak musuh seperti roket, artileri, dan mortir tidak dapat menembus kawasan udara Iran.

“Pertahanan udara Iran telah diaktifkan di langit beberapa provinsi,” lapor Kantor berita resmi Iran, IRNA.

Iran juga mengevakuasi para personel Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) di Suriah menyusul ancaman serangan balasan dari Israel.

Beberapa anggota IRGC juga mulai mengungsi dari markasnya, terutama pada malam hari.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Surat kabar Amerika Serikat (AS) The Wall Street Journal (WSJ), mengutip beberapa sumber pejabat Suriah dan Iran, melaporkan personel IRGC yang bertugas di beberapa lokasi telah dipindah.

"Teheran mulai mengevakuasi para perwira dan penasehatnya dari beberapa lokasi di Suriah, di mana sebagian besar anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) berada," kata para pejabat dan penasihat Suriah dan Iran, dikutip dari Al Arabiya.

Iran Pastikan Pasukannya Siap Melakukan Pertempuran

Belum lama ini Komandan Angkatan Udara Iran, Amir Hamid Vahedi, mengungkapkan kesiapan tempur dari pasukan angkatan udara Iran untuk menghadapi serangan balik dari tentara Netanyahu.

Untuk menghadapi serangan balik Israel, pasukan Iran akan menerjunkan pesawat pembom dan perlindungan udara hingga skuadron Sukhoi-24 untuk berpartisipasi dalam respons terhadap musuh jika terjadi serangan terhadap Iran benar-benar terjadi.

"Kami 100 persen siap di semua area penerbangan, baik perlindungan udara atau pembom, dan siap menyerang," kata Komandan itu.

Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas gertakan yang belakangan ini lontarkan PM Netanyahu dan para panglima militernya terkait serangan balik yang akan dilakukan Israel ke wilayah Iran.(*)

 

Berita Terkini