Teropong

Nipametai

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdul Gafar, Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar

Selama alat itu berfungsi sesuai tupoksinya, tanpa campur tangan manusia, maka hal tersebut dapat dipercaya.

Akan tetapi jika tangan dan pikiran ‘kotor’ manusia sudah ikut campur, maka hasilnya akan berbeda. Hasil dapat dimanipulasi.

Tetapi ketika menemui ahlinya, maka hasil itu dapat terlacak ketidakbenarannya.

Ada cerita seorang kerabat mengikuti sebuah ujian. Menurutnya, ia sudah menjawab dengan benar semua pertanyaan yang ada.

Namun hasilnya dinyatakan tidak lulus. Kemudian ia diberi kesempatan mengulang, tetapi tetap saja  tidak lulus dalam ujian tersebut.

Padahal pengalamannya cukup lama menggeluti pekerjaan yang diujikan.

Ternyata sistem yang digunakan alat tersebut sudah dirancang agar peserta ujian tidak dapat lulus.

Hal itu ‘bocor’ dari seorang kawannya bahwa hasil sudah disetel sehingga peserta pasti tidak lulus. 

Otak manusia jauh lebih cerdas dari peralatan yang canggih tersebut. Alat tetap alat semata, tergantung  bagaimana manusia yang menggunakannya.

Jagat negeri  sempat ‘gaduh’ setelah pemilu dilangsungkan belum lama ini.

Komisi Pemilihan Umum 2024 menggunakan Sirekap (sistem informasi rekapitulasi) untuk menghitung perolehan suara peserta pemilu.

Beberapa pihak menyangsikan cara kerja sirekap.

Karena dianggap bermasalah, maka sirekap dihentikan.

Pihak KPU beralasan bahwa kesalahan terjadi karena kelalaian manusia yang menginput angka-angka tersebut.

Konon berita yang beredar bahwa sirekap sudah dirancang untuk memenangkan pasangan calon tertentu di pilpres.

Halaman
123

Berita Terkini