Pemilu 2024

Daftar 4 Srikandi Tembus ke DPRD Luwu: Ada Menantu Bupati Luwu Basmin Mattayang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto caleg perempuan lolos duduk di DPRD Luwu.

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Sebanyak 4 calon legislatif (caleg) perempuan dipastikan lolos ke DPRD Luwu, Sulawesi Selatan periode 2024-2029.

Empat srikandi perempuan ini berhasil mengisi parlemen Luwu berjumlah 35 kursi.

Mereka merupakan rata-rata merupakan politisi baru.

Dia adalah As’Ariyah Riaja Putri dari Partai Nasdem dengan perolehan 3.274 suara.

As’Ariyah Riaja Putri pada Pileg kali ini maccaleg di Dapil 4 Luwu.

Dapil ini meliputi Kecamatan Bajo, Bajo Barat, Latimojong, Bastem dan Bastem Utara.

Menantu Bupati Luwu, Basmin Mattayang ini mampu bersaing dengan Caleg lain di Dapil tersebut.

Ia bahkan menjadi satu-satunya perwakilan perempuan Dapil 4 yang tembus menjadi anggota DPRD Luwu.

Baca juga: 6 Tokoh Masuk Survei Sebagai Penantang Chaidir Syam di Pilkada Maros

Kemudian ada Nadia dari Partai Demokrat dengan perolehan 2.321 suara.

Nadia sukses mengunci satu kursi Dapil 5 Luwu.

Dapil ini meliputi Kecamatan Lamasi, Walenrang Utara dan Lamasi Timur.

Sama seperti As’Ariyah Riaja Putri, Nadia menjadi satu-satunya kader perempuan DPC Demokrat Luwu yang tembus ke parlemen.

Lalu ada Radika Saputri dari Partai Golkar dengan 2.380 suara.

Terakhir ada Asriani dari Partai NasDem dengan perolehn 1.722 suara.

Keduanya merupakan tergolong orang baru di dunia politik Bumi Sawerigading.

Radika Saputri dan Asriani sama-sama lolos di Dapil 8 Luwu.

Dapil ini meliputi Kecamatan Bua Ponrang dan Ponrang Selatan.

Radika Saputri bahkan menjadi caleg dengan perolehan suara terbanyak di Dapilnya.

Sementara Asriani, mengalahkan lawan tangguh Andi Firdaus sesama koleganya di Partai Nasdem.

Meski Andi Firdaus punya pengalaman, lantaran pernah menjadi anggota DPRD Luwu, perolehan suara Asriani berhasil unggul tipis.

Asriani berhak maju ke parlemen setelah mengumpulkan 1.722 suara.

Sementara Andi Firdaus mendapatkan 1.705 suara.

Pengamat politik Universitas Bosowa, Makassar Arif Wicaksono mengaku, di era demokrasi seperti sekarang, keterlibatan perempuan dalam pengambilan kebijakan terbuka lebar.

Namun menurut Arif, perempuan seringkali tersandera oleh kultural politik yang ada di Indonesia.

"Namun ternyata aksesilibilitas itu belum dimanfaatkan oleh perempuan secara optimal karena masih adanya kendala psikologi, kul-
tural dan politik yang menghambat kemajuan perempuan," akunya, Sabtu (16/3/2024).

"Terlebih bagi perempuan yang ingin menjadi anggota legislatif baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten atau kota memerlukan modalitas yang cukup memadai baik kapasitas intelektual, modal sosial dan ekonomi serta dukungan politik dari rakyat sebagai pemilihnya," tambahnya.

Dirinya menambahkan, para caleg perempuan harus matang secara kapasitas dan kapabilitas.

Agar selama di parlemen, mereka bisa banyak andil dalam memperjuangkan masalah perempuan terkhusus konstituennya.

"Kita perlu memperbesar jumlah peran perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan, terlebih bagi perempuan agar menjadi anggota legislatif guna mengatasi permasalahan perempuan dan anak, seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan perempuan dan anak, kemiskinan dan keterbelakangan perempuan serta meningkatkan kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan," terangnya. (*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

 


 

Berita Terkini