Ramadhan 2024

Sholat Tarawih: Kematangan Canda Rasulullah Muhammad

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANTU sahabat jamaah bangkit untuk shalat jamaah azar di Musallah AlmHusna, Jl Kalimantan, Malimongan Baru, Kecamatan Wajo, Makassar, Sabtu (10/3/2023).

Ramadan 2 Hijriyah, memang hari-hari panjang, melelahkan, dan sarat kesabaran namun berbuah kemenangan.

Sepekan sebelumnya, Jumat 17 Ramadan, (13 Maret 624 M), Rasullah baru memenangkan perang Badar di timur Masjid Nabawi, Madinah.

Momentum kemenangan di Badar, hari itu, langsung lanjut perjalanan 430 km untuk membebaskan Kabah dari berhala kaum Quraisy di Makkah.

Semangat iman, keikhlasan dan mukjizat Ramadan ini kian mematangkan usia psikologis Muhammad.

Rasullah kala itu sudah berusia 60, atau 3 tahun sebelum wafatnya.

Nabiullah wafat di usia 63 tahun; 11 Rabiul Awal 11 Hijriyah (8 Juni 632 Masehi).

Pun, Rasul sudah jadi kakek 3 cucu.

Kala itu, Fatimah Azzahrah, putrinya sudah berusia 20 tahun; dan baru melahirkan Zainab, cucu ketiga Rasulullah setelah Hasan dan Husain.

Di tengah kekhusyuaan ibadah Ramadan, Rasullah juga rindu canda dan senda gurau bersama keluarga intinya.

Di momen ini, usia kematangan akhir kerasulan Muhammad justru baru dimulai dan menapaki ujian.

Matang, sebab di masa itu, 3 dari 5 pilar perintah rukun Islam, sudah turun dari langit.

Puasa Ramadan, --rukun Islam ketiga--, pun baru 6 tahun dibumikan.

Sahabat di Madinah masih beradaptasi dengan makan sahur, tradisi baca Quran di siang hari, baru makan-minum saat matahari tergelincir di ufuk timur.

Perintah puasa turun tahun 2 Hijriyah. Ini 10 Syaban, 19 hari sebelum hilal 1 Ramadan 2 hijriyah.

Setelah itu, 48 hari kemudian, syariat langit turun lagi; perintah membayar zakat fitrah; pada 28 Ramadan atau 23 Maret 624 Masehi.

Halaman
123

Berita Terkini