Sebagai jawaban lecceng (mengelak) atas ketidakpatuhan atas larangan soal umbul-umbul.
Kedua, usai pembangunan kampus Universitas Hasanuddin, BJ Habibie yang di masa itu mentri, didorong ke danau unhas.
BJ Habibie bernadzar bahwa kalau kampus Unhas selesai, maka dia akan menceburkan diri ke danau Unhas. Akhirnya, nadzar itu terlaksana.
Terakhir, semasa krisis moneter. Perkuliahan 1997-1999, kerapa diwarnai berita soal ketidakmampuan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.
Bahkan di bundaran kota Yogyakarta yang berdekatan dengan kampus Universitas Gadjah Mada, terdapat sesekali pembagian nasi bungkus bagi mahasiswa yang terdampak krisis moneter itu.
Hanya saja, bagi petani, petambak, dan warga Sulawesi Selatan yang memanen cengkeh, kakao, diantara mereka mengelola empang (tambak), justru mendapatkan situasi yang berbeda.
Dengan kurs dollar yang tiap hari naik dan menjadi isu untuk tumbangnya Soeharto, justru menikmati harga jual produk pertanian dan perikanan dengan harga tinggi.
Ini bisa jadi, adalah menjadi dampak dari Trilogi Pembangunan Sulawesi Selatan yang dicanangkan Ahmad Amiruddin.
Dimana Betapa tidak setiap petani bisa menanam apa saja. Mereka perlu melihat kondisi wilayah, dan juga hanya membudidayakan tanaman yang sesuai dengan karakteristik daerahnya.
Demi membujuk itu petani melakukan itu. Ahmad Amiruddin kemudian menjelajah ke setiap sudut desa Sulawesi Selatan, termasuk ke Camba. Kalau di era Joko Widodo sekarang, kita sebut blusukan.
Resolusi Masa Depan Sulawesi Selatan
Awal tahun 2024 menjadi kesempatan, untuk merefleksi bagaimana membawa Sulawesi Selatan ke depan?. Di tahun ini, akan ada pemilihan gubernur.
Tentu sejak awal, apa yang menjadi warisan para pemimpin sebelumnya (termasuk Ahmad Amiruddin) perlu dilihat. Kemudian diselaraskan dengan kondisi kekinian.
Sulawesi Selatan tidak saja lumbung pangan nasional. Bahkan, bisa menjadi lumbung pangan dunia. Tentu dengan program dan implementasi yang tepat, dan itu dapat melalui sosok gubernur yang tepat.
Sulawesi Selatan dapat melihat bagaimana Ahmad Amiruddin memimpin provinsi ini. Kemudian menjadikannya sebagai provinsi bukan lagi “terbaik” di luar pulau Jawa. Tetapi, Sulawesi Selatan kita perlu bersanding dengan provinsi lain di Jawa.(*)