*Andi Cakka Jadi Penantang Serius
TRIBUN-TIMUR.COM- Kabupaten Luwu menjadi lumbung suara Muhammad Dhevy Bijak Pawindu, politisi Partai Demokrat pada pemilihan umum atau Pemilu 2019 lalu.
Suara sangat melimpah hingga mencapai 40 ribu.
Akibat suara tinggi ini, mantan honorer Pemerintah Kota Makassar ini pun berhasil duduk di DPR RI.
Ia mengungguli mantan bupati Luwu sekaligus anggota DPR RI, Bahrum Daido.
Sekelas ketua PKK Luwu sekaligus istri dari Basmin Mattayang, Hayarna Hakim tak mampu menandingi suara dari putra Syukur Bijak, mantan wakil bupati Luwu ini.
Suara terbesarnya berada di Kecamatan Walenrang dan Lamasi (Walmas).
Namun, suara melimpah itu dulu.
Kini penantang Dhevy Bijak pun berdatangan dari Luwu.
Selain mantan bupati, ada juga ketua partai yang akan melawan peraih 45.790 pada Pemilu 2019 lalu ini.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mempunyai pencari suara baru.
Ia adalah Amran, mantan anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional.
Amran masuk jadi penantang pada detik-detik akhir pengumuman daftar calon tetap (DCT) awal November 2023 lalu.
Amran meraih 14 ribu suara dari Luwu pada Pemilu 2019 lalu.
Tak hanya itu, bupati Luwu dua periode, Andi Muzakkar juga menjadi penantang serius dari Luwu.
Selama ini, Andi Cakka, sapaan akrabnya, sudah turun ke masyarakat untuk sosialisasi.
Bahkan, beberapa masyarakat pun mendapati Andi Cakka sosialisasi door to door di Luwu.
Ini adalah pengalaman perdana Andi Cakka untuk maju dalam Pemilu.
Selama ini, Andi Cakka banyak mengelola pemerintah daerah.
Selain itu, wakil Andi Cakka periode 2009-2014, Amru Saher juga akan ikut bertarung di Pemilu 2024 melalui Partai Gelora.
Sementara itu, Ketua DPW PKS, Amry Arsyid pun akan bertarung untuk mengembalikan kursi PKS yang sudah hilang selama dua periode.
Tak hanya itu, Partai Demokrat juga menurunkan seorang pengusaha sawit, Dewi Sartika Pasande.
Usahanya berada juga di Luwu Utara.
DSP mengungkapkan masuk dalam legislatif ia bisa berbuat lebih besar dan banyak lagi kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Kebijakan pemerintah itu tidak terlepas dari politik. Saya tidak bisa melakukan intervensi apa-apa dalam membantu masyarakat jika saya tidak masuk ke dunia politik. Karena hakikatnya puncak dari politik itu adalah tentang kemanusiaan dan sesama," katanya.(erlan saputra/sim)