TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar mencatat 516 kasus kekerasan terjadi hingga Oktober 2023.
Dari angka itu, 372 kekerasan terjadi pada anak dan 347 kekerasan yang terjadi pada perempuan.
Kepala UPTD PPA Dinas PPPA Kota Makassar Muslimin Hasbullah mengatakan bentuk kekerasan yang diterima oleh anak dan perempuan berbeda-beda.
Sebanyak 73 anak yang mengalami kekerasan fisik, 50 anak korban kekerasan psikis.
Parahnya, jumlah anak yang mengalami kekerasan seksual paling mendominasi, sebanyak 132 anak.
"Selanjutnya kasus perdagangan anak atau trafficking sebanyak 13 orang, korban penelantaran 20 anak, eksploitasi 20 anak," ucap Muslimin Hasbullah kepada Tribun-Timur.com, Rabu (15/11/2023).
Muslimin menambahkan kasus bullying anak juga masih kerap terjadi.
Hingga sekarang ini tercatat empat anak yang mengalami bullying, delapan anak korban penculikan dan kekerasan bentuk lainnya sebanyak 16 kasus.
Tidak hanya mengalami kekerasan, beberapa anak bahkan menjadi pelaku kekerasan.
Total ada 36 anak yang diidentifikasi sebagai pelaku kekerasan.
"Kami juga mencatat ada 57 anak yang berhadapan dengan hukum, ada juga yang menjadi korban kekerasan rumah tangga korban NAPSA," ungkapnya.
Sementara kekerasan terhadap perempuan tercatat 128 yang mengalami kekerasan fisik, 85 kekerasan psikis.
Selanjutnya 180 perempuan menjadi korban kekerasan seksual, 14 trafficking, 23 korban eksploitasi, 20 bullying, 4 korban penculikan, 9 kekerasan bentuk lainnya, dan 17 pelaku menjadi kekerasan.
Baca juga: Kasus Kekerasan Anak Berkebutuhan Khusus di Makassar Jalan di Tempat, Pengacara Korban: 3 Alat Bukti
Menurutnya berdasarkan data, angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Makassar tertinggi dibanding kabupaten/kota lain di Sulsel.
"Data Makassar tinggi, 30 persen data Sulsel diisi oleh Makassar," ungkapnya.