"Nilai ekonominya juga tinggi. Selain sebagai makanan budaya, setiap kegiatan dengan sajian makanan selalu ada pisang," kata Bahtiar.
"Secara kultural ini adalah tanaman budayanya Sulsel," jelasnya.
Dia menjelaskan, nilai keekonomian pisang Rp36 juta per hektar.
"Masyarakat kita perlu diajari membudidayakan. Saya ingin menjadikan Sulsel provinsi pisang," ujarnya.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, menyampaikan desa Pasolloreng memiliki 732 Kepala Keluarga (KK) dengan masyarakat sejahtera.
"Kami penuh bahagia, di tempat ini merupakan sebuah potensi daerah area transmigrasi. Di mana penduduk asal dan penduduk setempat sudah berkolaborasi," tambahnya.
Masyarakat pun diminta untuk segera menanam pisang di lahan masing-masing.
Bone Siapkan Lahan 20 Hektar
Dalam mewujudkan misinya tersebut, Pj Gubernur Bahtiar pun mulai keliling Sulsel.
Pada kunjungannya ke Kabupaten Bone, Sulsel, Sabtu-Minggu (7-8/10/2023), Bahtiar menanam bibit pohon pisang.
Bahtiar memulai misinya dari Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sabtu (7/10/2023).
"Saya ingin menjadikan Sulawesi Selatan sebagai produsen pisang. Nah itu rencana lokasinya besar di Mare," kata Bahtiar.
Bahtiar berharap, tujuh bulan ke depan sudah ada produksi dari program budidaya pisang di Kecamatan Mare.
Jumlah lahan yang tersedia di Kecamatan Mare mencapai 5 ribu hektar.
"Kita mulai menanam di lahan seluas 1.200 sampai 5.000 hektare di Mare," kata Bahtiar.
"Pak Bupati sudah siapkan kita sampai 20 ribu hektare di Bone," sambungnya
Pj Gubernur Bahtiar memiliki misi menanam pisang di 100 ribu hektar se-Sulsel.
Sebelumnya, Kabupaten Wajo sudah menyiapkan 5 ribu hektar lahan. (Tribun-Timur.com/ Renald Cahyadi/ Faqih Imtiyaaz)