“Air bersih minim pak, sudah lumayan lama tidak hujan,” ujar salah seorang warga.
Selain itu, warga juga berkeluh kesah terkait infrastruktur lorong, sarana dan prasarana umum, lapangan kerja, hingga jaminan kesehatan serta pendidikan.
Merespon keluh kesah tersebut, Hamka melalui kewenangannya di DPR RI akan menindaklanjutinya ke instansi terkait.
Ia menyinggung soal proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Mamminasata yang sementara tengah berjalan.
"Proyek Strategi Nasional itu bisa menjawab kebutuhan air bersih di Makassar. Selain Makassar, proyek ini juga menyasar Maros, Sungguminasa (Gowa) dan Takalar," jelas Hamka.
Persoalan air bersih, kata Hamka memang selalu menjadi polemik setiap tahun. Khususnya pada musim kemarau panjang.
“Makassar terlebih khusus saya tekankan, Makassar itu sangat memerlukan air bersih,” katanya.
Ia menyoroti di daerah pinggir laut. Menurutnya, warga Makassar di sekitar sana kesulitan mendapat air bersih,
“Di daerah Ujung Tanah sana, bagaimanapun dia bor pasti tidak bisa dapatkan air bersih,” jelasnya.
Karenanya, ia menilai proyek dengan nilai investasi Rp1.167.362.000.000 itu sangat mendesak.
Hamka menjelaskan, skema pendanaan ini terbagi dari tiga sumber dana.
APBN menanggung Rp527.864.000.000.
APBD provinsi Rp237.682.000.000. Sementara APBD empat kabupaten atau kota (Mamminasata) Rp401.816.000.000.
“Apa yang ditanggung empat kabupaten atau kota ini, yaitu penampungan pipa yang dibor provinsi. Yang sudah dibuatkan pipa besar dari sumber air. Dibangun di sekitar Kima (Kawasan Industri Makassar) nanti menggunakan APBN dan APBD Provinsi,” jelasnya.
APBD empat kabupaten atau kota itu, kata Hamka digunakan untuk menyambung pipa dari rumah ke rumah.