Masih banyaknya perlakuan misoginis yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan membuat Dian kesal.
Dirinya mengaku, seharusnya masyarakat Sulsel bisa paham bahwa nenek moyangnya mengajarkan banyak hal tentang inklusifitas.
"Kalau menurut saya memang, women support women harus ditinggikan. Dan kita harus sadar apa peran di Sulsel. Kita harus tahu dulu, banyak sekali raja-raja dari perempua. Ada We Tenri Waru, ada juga dalam legenda Lagaligo yang dipilih sebagai To Manurung adalah perempuan, bukan laki-laki. Ada banyak contoh tokoh-tokoh perempuan yang menjadi pemimpin," akunya.
"Jadi yang saya inginkan ialah, kesadaran kembali akan kultur dulu kita yang tidak deskriminatif. Bahkan kita Makassar dianggap sangat inklusif dengan gender. Karena kita mengenal 5 gender yaitu bissu, calalai, calabai, makunrai, dan waruane. Bahkan kita pernah menjadi contoh dunia terkat inklusifitas," tutupnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana