TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jumlah pendemo May Day atau hari Buruh yang diamankan Polrestabes Makassar bertambah dari lima orang menjadi delapan orang.
Namun, ke delapan orang itu telah dipulangkan ke rumah masing-masing setelah sebelumnya dimintai keterangan di Mapolrestabes Makassar.
"Iya diamankan, sudah dikembalikan. Sudah dikembalikan semua karena tidak ada kendalanya," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib kepada wartawan, Senin (1/5/2023).
"Tadi delapan sudah dikembalikan semua, tadikan pelanggarannya ini ajah (tanpa pemberitahuan) tidak ada pidananya," sambungnya.
Delapan orang itu diamankan lantaran diduga sebagai penyusup.
Terlebih polisi menduga delapan orang itu bagian dari kelompok Anarko.
"Campuran bukan aliansi, itu anak-anak ada masih SMA ada yang tidak sekolah," terang Ngajib.
"Dia melaksanakan unjuk rasanya kan tidak pakai pemberitahuan. Mereka kan mengganggu ketertiban umum," bebernya.
Sebelumnya diberitakan, unjuk rasa atau demo peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) dibubarkan polisi di Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (1/5/2023) sore.
Unjuk rasa yang mulanya berlangsung damai itu tetiba dihampiri sejumlah pria berpakaian preman.
Selang beberapa saat, aparat kepolisian berseragam dinas pun ikut merapat untuk mengantisipasi adanya keributan.
Pantauan di lokasi, sempat terjadi aksi saling dorong antar sejumlah pria berpakaian preman dengan pendemo.
Beberapa orang juga terlihat ditarik dari dalam barisan pendemo mahasiswa Papua itu.
Mereka diamankan petugas lantaran diduga sebagai penyusup.
Baca juga: Buruh dan Mahasiswa Gelar Aksi May Day di Gedung DPRD Sulsel dan Flyover Makassar
Baca juga: Demo Hari Buruh di Palopo, Mahasiswa Tuntut UU Cipta Kerja Dicabut
Setelah suasana ketegangan berangsur tenang, dua truk pengangkut pasukan Brimob Polda Sulsel pun disiapkan.