Truk itu digunakan untuk mengangkut para pendemo dari mahasiswa Papua itu ke Mapolrestabes Makassar.
Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib mengaku sengaja membubarkan unjuk rasa mahasiswa Papua itu, karena tidak memasukkan surat pemberitahuan aksi.
"Ada rekan-rekan kita dari Papua itu mereka turun tidak ada pemberitahuannya," kata Kombes Pol Mokhamad Ngajib usai memimpin pembubaran.
Namun demikian, Ngajib mengaku membubarkan pendemo dengan cara-cara persuasif.
"Kemudian tentunya kita melakukan mereka untuk bubar dengan persuasif," ujarnya.
Dalam pembubaran itu, lanjut Ngajib juga diamankan lima orang yang diduga penyusup.
Lima orang itu kata Ngajib, diduga berasal dari kelompok Anarko.
"Kemudian ada beberapa yang kita ambil bukan dari kelompoknya mereka. Ini jelas-jelas ada beberapa anarko yang kita buktikan mereka membuat pilox tulisan (di tembok). Itulah yang kita ambil kita amankan," ungkapnya.
"Tadi kalau tidak salah ada lima orang (diduga penyusup) yang kita amankan. Tapi intinya mereka turun ke lapangan tidak ada pemberitahuan, sehingga kita punya kewenangan untuk melakukan pembubaran," bebernya.
Para mahasiswa asal Papua itu pun sudah dibawa ke Mapolrestabes Makassar menggunakan truk Brimob.
"Tapi bisa kita lihat langsung bahwa pembubaran yang kita lakukan secara persuasif. Kita kasi naik truk untuk kembali ke markas," tuturnya.(*)