Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin dan Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel
Pimpinan Pusat (PP) Pesantren As’adiyah menggelar peringatan Haul 70 Anregurutta (AGH) Syekh Muh As’ad al-Bugisy (1907-1952) dirangkaikan peantikan Pengurus Pusat masa bakti 2022-2027 di Gedung Assa’adah Sengkang, Kamis 29 Dsember 2022.
Acara itu dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Wajo, Amran Mahmud dan Amran, Ketua DPRD Wajo, Andi Muh Alauddin palaguna.
Bupati Wajo mengungkap kontribusi AGH As’ad mendirikan Pesantren As’adiyah telah memberikan keberkahan bagi masyakarat Wajo hingga berikhtiar memperjuangkannya sebagai pahlawan nasional.
Bupati menyebut As’adiyahs sebagai rumah besar umat.
Sementara Anregurutta Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA sebagai Pimpinan Umum PP As’adiyah berjanji membawa Pesantren As’adiyah lebih modern dengan berpijak pada nilai-nilai yang diteladankan para ulama As’adiyah yang diwariskan AGH Muh. As’ad.
Lembaga modern As’adiyah mengacu pada tiga parameter yakni; sistem manajemen mutu, akselarasi infrastruktur, dan membangun networking yang kuat dan sehat.
Haul ke-70 tahun AGH As’ad menjadi penting sebab jaringan ulama dan perkembangan pendidikan agama di Sulsel, tidak terlepas dari kontribusi beliau.
Berawal dari pengajian melalui Mahad al-Madrasah al-‘Arabiyyah al-Islamiyyah (MAI) yang kini berubah nama Pondok Pesantren As’adiyah yang mengabadikan namanya.
Nama itu atas ikhtiar AGH Daud Ismail dan AGH Muh Yunus Maratan, kedua muridnya mengabadikan nama gurutta.
Para ulama yang berguru kepada AGH Muh As’ad, diantaranya; KH Abdurrahman Ambo Dalle Pendiri Pesantren DDI Mangkoso, AGH Daud Ismail Pendiri Pesantren Yastrib Soppeng.
AGH Muh Yunus Maratan Pimpinan PB As’adiyah, AGH Abdul Malik Muhammad, Pimpinan PB As’adiyah, AGH Abduh Pabbaja, Pendiri Pesantren Al-Furqan Parepare, AGH Muin Yusuf, Pendiri Pesantren Urwatul Wutsqa Sidrap.
AGH Ahmad Marzuki Hasan, Pendiri Pesantren Darul Istiqamah Maros, AGH Abdul Kadir Khalid MA, AGH Muh Ramli salah satu Pendiri NU Sulsel dan sejumlah ulama termasyhur lainnya.
Kota Sengkang yang dikenal kota santri menjadi daerah tujuan para santri seiring kehadiran AGH Muh As’ad yang merupakan ulama kelahiran Mekkah, kemudian kembali mengabdi di tanah leluhurnya di Wajo.