Sedangkan dampak buruk bagi penggunaan internet ialah maraknya penipuan, penyebaran berita hoaks, sebaran konten pornografi yang mudah diakses siapa saja, dan kecenderungan orang mengabaikan hal-hal di sekitarnya atau anti sosial.
Fenomena hari ini, kita sering mendapati anak dan remaja menjadi korban kecanduan dari games online ataupun judi online.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 31,4 % remaja mengalami kecanduan internet atau biasa dikenal dengan istilah “internet addiction”.
Pengguna dikatakan sakau media sosial apabila mereka mengakses internet rata-rata 10 jam/ hari.
Kecanduan internet dapat mempengaruhi pola pikir serta mengubah cara bersosialisasi sampai pada pembentukan kepribadian.
Dampak lainnya ialah membuat kita terjebak dalam ruang alienasi. Posisi ini menempatkan kita seperti kehilangan diri.
Pertemuan tatap muka menjadi suatu hal yang kikuk, sehingga percakapan-percakapan intim sulit dibangun. Tinjauan penelitian mutakhir menunjukkan bahwa media sosial meningkatkan kadar depresi.
Hal ini dipicu bilamana pengguna melakukan perbandingan sosial yang tidak realistis.
Dr. Enrico A. Rinaldi, Praktisi SDM Rumah Sakit dan Pemerhati Hukum Kesehatan, dalam tulisannya berjudul: Aktivitas Online dan Dampak Perilaku Anti Sosial.
Menganjurkan para pengguna media sosial agar mampu mengendalikan emosi dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan orang lain di sekitar untuk menghindari candu internet dan perilaku anti sosial.
Hadirnya internet hari ini menjadi kemudahan dalam dunia digitalisasi, menyuguhkan apa saja yang kita inginkan. Namun, perilaku kecanduan kerap kali tidak disadari oleh pengguna smartphone.
Seperti dari pembahasan di atas, untuk keluar dari lingkaran tersebut perlahan mulailah mengontrol diri dan membatasi waktu dalam penggunaan internet.
Dan baiknya saat mengakses internet diisi dengan kegiatan-kegiatan yang produktif seperti menggali potensi dan daya kreativitas.