Dalam tragedi kecelakaan Lion Air pada 2018, pihak maskapai memberikan dana kompensasi kepada ahli waris korban.
Dana bantuan itu terdiri dari santunan tunai senilai Rp 2,06 miliar dan dana sosial atau CSR dengan jumlah serupa.
Hasil penyelidikan yang dilakukan jajaran kepolisian menemukan adanya dugaan penggelapan dana bantuan tersebut yang dilakukan oleh ACT.
Pihak ACT disebut tidak pernah melibatkan ahli waris dalam penyusunan hingga penggunaan dana CSR yang disalurkan pihak Boeing.
Kehidupan Pendiri ACT
Sosok Ahyudin menjadi sorotan setelah lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) memotong dana ymat sebesar Rp13,7 persen.
Ahyudin adalah pendiri ACT sempat menikmati gaji Rp250 juta perbulan. Sementara karyawan ACT digaji Rp2,5 juta.
Tetangga Ahyudin di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan memberikan kesaksian soal gaya hidup pendiri ACT tersebut.
Hingga kini, ACT masih ramai menjadi perbincangan lantaran diduga menyelewengkan dana sumbangan dari umat.
Tagar #JanganpercayaACT menjadi trending topic di Twitter sejak Senin (4/7) dini hari.
Pengguna media sosial mempermasalahkan transparansi ACT dalam hal penyaluran dana donasi.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah eks pimpinan sekaligus pendiri ACT Ahyudin.
Melalui pemberitaan Majalah Tempo berjudul 'Kantong Bocor Dana Umat', Ahyudin sebut menerima gaji sebesar Rp 250 juta per bulannya.
Tak hanya itu, dia juga disebut menerima sejumlah fasilitas mewah berupa mobil.
Sementara, gaji pejabat menengahnya mencapai Rp 80 Juta perbulan, ditambah fasilitas mobil Alphard atau Fortuner.