Saya meminta untuk datang di hari kerja, bisanya di hari libur. Saya meminta datangnya agak siang, bisanya pagi. Semua saya ikuti, karena ketergantungan sama dia. Itulah dalil " ketergantungan membunuh kreativitas."
Pertanyaan intinya, apa yang terjadi pada saya?
Absennya keikhlasan diri! Keikhlasan dikaburkan oleh hitungan untung-rugi.
Keikhlasan dimatikan oleh kalkulasi material.
Keikhlasan dilumpuhkan oleh nalar yang berlebihan.
Keikhlasan ditimbun oleh sikap membanding-bandingkan.
Keikhlasan tidak jamin oleh perasaan yang sudah ikhlas.
Keikhlasan itu adalah "giving for granted" tanpa embel-embel.
Keikhlasan itu demi ridha Tuhan, bukan untuk tujuan supaya "impas".
Keikhlasan tidak tersenggol oleh pemberian atau balas budi.
Andai saya ikhlas hari itu, saya tancapkan dalam hati, "mudah-mudahan uang 100 ribu ini, bermakna pada dirinya.
Apapun balasan dari Tuhan karena pemberian ini, pasti yang terbaik bagi saya."
Tapi sedih juga, yang muncul di hati saya hari ini: "Sudah dikasih lebih, masih saja susah dipanggil, malas deh."
Itulah, orang-orang yang rajin berbagi, sudah melewati kepentingan sesaatnya pada sesama atau sudah jauh dari "in-return mindset".
Hatinya tidak mudah dibolak-balikkan oleh situasi yang mengitarinya.