Alrif yang sempat membacakan salah satu pernyataan sikap dari kelompok massa diprotes kelompok massa lain.
"Kita ini ada banyak aliansi pak, itu yang dibacakan baru satu kelompok," teriak seorang pengunjuk rasa.
Alrif dan perwakilan DPRD Sulsel lainnya pun meninggalkan kerumunan massa dan dievakuasi kembali ke dalam gedung DPRD.
Saat proses evakuasi oleh aparat kepolisian itu, berlangsung, sejumlah pengunjukrasa melemparkan botol air mineral.
Meski dihujani lemparan botol mineral, petugas terus mengarahkan Alrif Cs berjalan.
Hingga akhirnya ia dan perwakilan DPRD Sulsel lainnya berada di dalam halaman kantor.
Pagar utama DPRD Sulsel pun ditutup dan memicu aksi protes pengunjuk rasa.
Beberapa dari massa aksi lalu mulai menggoyangkan pagar besi DPRD Sulsel disusul lemparan batu.
Meski terus diimbau oleh polisi dari dalam DPRD Sulsel, lemparan tidak berhenti.
Hingga akhirnya personel Ditsamapta Polda Sulsel bersama Brimob menembakkan gas air mata dari arah barat (Urip Sumoharjo).
Disusul semprotan air atau tembakan air dari mobil watercanon yang disiagakan.
Massa aksi pun bubar dan berlarian ke arah Fly Over.
Tidak sampai di situ, dari arah Fly Over, massa terus melakukan pelemparan.
Brimob dan personel Ditsabhara Polda Sulsel pun terus menekan pengunjuk rasa yang mulai merusuh hingga mereka terbagi dua.
Ada yang berlarian ke Jl AP Pettarani dan ada yang berlarian ke arah Jl Urip Sumoharjo-Perintis.
Pantauan hingga pukul 18.56 Wita, situasi di kawasan Fly Over Makassar sudah dapat dilalui kendaraan.
Massa aksi perlahan bubar setelah dipukul mundur petugas.
Adapun tuntutan massa aksi, yaitu terkait penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden.
Juga persoalan kenaikan harga BBM yang memicu naiknya harga sembako.(Tribun-Timur/Muslimin Emba).