Alumni berpikir rasional. Bukan yang bahkan telah selesai S3 tetapi masih berpikiran gaib ala era mitos Abad Pertengahan.
Ikatan Emosi
Alumni bisa dibayangkan seolah sebuah geng besar dengan jumlah massa terus bertambah.
Kawanan dengan ikatan emosional, moral, dan intelektual.
Bahkah bila itu sekadar kenangan bahwa mereka dulu bersama tersaruk menimba pengetahuan di satu tempat bernama Unhas.
Mereka mungkin pernah saling lontar senyum sapa di satu perpapasan.
Barangkali sempat beradu argumen pada sebuah pertemuan ilmiah.
Boleh jadi telah baku maki dan lempar batu dalam sebuah gempita tawuran.
Setidaknya, mereka sama berbangga mengenang diri mengenakan jas alamamater berwarna merah.
Berhikmat mendekap logo ayam jantan tak percaya diri menatap ke depan di dada sembari bernyanyi: “Ayam jantan lambang perkasaaa..”
Sepotong hidup mereka dari masa lalu pernah bersama dilewatkan di satu tempat.
Walau mungkin berbeda waktu. Potongan masa lalu itu dibawa selalu ke masa depan.
Terus diawetkan dengan mengenang dan menceritakannya berulang-ulang setiap kali berjumpa.
Semua itu dapat mengikat, entah dalam pertalian longgar maupun erat.
Mereka termaklumat bernasab satu ibu pengasuh atau almamater.