TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sepanjang tahun 2021, Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi telah menambah 10 titik BBM Satu Harga.
Sehingga total lokasi BBM Satu Harga sejak tahun 2017 di Sulawesi adalah 31 titik.
Demikian yang disampaikan Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali.
Menurutnya, untuk memperluas akses energi pada tahun 2021, dilakukan program Pertashop dan One Village One Outlet (OVOO).
Melalui program OVOO, Pertamina memastikan akses pangkalan LPG dekat dengan masyarakat.
Khususnya, memperluas channel penjualan LPG PSO yang ditargetkan menjangkau seluruh kecamatan hingga kelurahan. Terutama daerah yang belum terdapat titik distribusi.
“Tercatat sebanyak 8.594 desa atau kecamatan di Sulawesi sudah terdapat pangkalan LPG sehingga hampir 100% seluruh desa/kecamatan di Sulawesi tersedia akses pangkalan LPG,” kata Laode via rilis, Rabu (12/1/2022).
Selain OVOO, inovasi terus dikembangkan Pertamina demi meningatkan akses pembelian BBM untuk masyarakat perdesaan.
Baca juga: Warga Bone Keluhkan Layanan Kartu Bantuan Pangan Non Tunai di Media Sosial
Baca juga: Data Covid-19 Pemprov Sulsel dan Kabupaten Berbeda, Kok Bisa?
Baca juga: 2 Rumah Panggung Kembali Terbakar di Soppeng, Sehari Dua Kali Kebakaran di Bumi Latemmamala
Pertamina terus memperluas jangkauan titik Pertashop di Sulawesi.
Saat ini pun tercatat sebanyak 253 titik Pertashop yang ada di Sulawesi.
“Pertashop merupakan salah satu terobosan layanan Pertamina untuk membuka akses energi bagi masyarakat di perdesaan dengan menyediakan One Stop Pertamina Shopping Outlet produk yaitu BBM, LPG dan Pelumas. Pertamina ingin mendekatkan pelayanan BBM di setiap desa,” jelas Laode.
Baca juga: Bermodal Rp 50 Ribu Hasil Jual Kursi, Penjual Kerupuk di Gowa Kini Hidupi 12 Karyawan, Omzet Jutaan
Baca juga: PDAM Temukan Fakta Baru Soal Sambungan Air Ilegal di Perumahan Elit Makassar
Bagi Laode, program Pertashop dan OVOO akan sangat berdampak bagi pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan.
"Masyarakat di daerah perdesaan yang selama ini kesulitan akses dengan BBM dan LPG serta produk Pertamina lainnya, akan semakin mudah dijangkau," ujarnya.
Hal ini akan berdampak pada pengembangan ekonomi berbagai pelaku usaha di pedesaan.
"Seperti petani, nelayan, bengkel, home industri dan lain sebagainya," pungkasnya. (*)