TNI

Sosok Ini Apresiasi Panglima TNI dan KSAD karena Transparan Tangani Kasus Tabrak Lari di Nagreg

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase: Jenderal TNI Andika Perkasa saat masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) meninjau langsung latihan gabungan Garuda Shield ke-15 Tahun 2021 antara TNI AD dan US Army di Makalisung, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Senin 9 Agustus 2021 (Dispenad) dan foto Dudung Abdurachman saat masih menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (YouTube TNI AD).

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok ini mengapresiasi keterbukaan TNI dalam menangani kasus tabrak lari di Nagreg, di Nagreg, Kabupaten Bandung.

Sosok tersebut yakni anggota Komisi 1 DPR RI, Muhammad Farhan.

Farhan mengapresiasi keterbukaan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan empati yang ditunjukkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman kepada keluarga korban.

Diketahui, kasus tabrak lari yang korbannya Handi (17) dan Salsabila (14) ini melibatkan tiga oknum anggota TNI.

Tak hanya menabrak Handi dan Salsabila, tiga oknum TNI itu juga membuang jasad sejoli tersebut ke ke Sungai Serayu.

Tiga oknum anggota TNI pelaku tabrak tersebut yakni Kolonel Priyanto, Koptu Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh.

Penampakan Kolonel Priyanto di Balik Jeruji Besi setelah Otaki Pembuangan Jasad Sejoli Nagreg (instagram)

Motif tiga oknum anggota TNI buang korban tabrak lari Handi dan Salsabila dan Handi ke ke Sungai Serayu belum terungkap.

Pada Senin (3/1/2021), rekontruksi tabrak lari digelar di lokasi kejadian, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung,

Kolonel Priyanto, Koptu Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh jalani rekontruksi dengan tangan diborgol.

Menyikapi hal itu, Anggota Komisi 1 DPR RI, Muhammad Farhan menjelaskan, penegak hukum harus berani mengungkap motif para korban dilempar ke sungai.

Dalam rapat dengan Komisi I DPR RI, Farhan akan menanyakan lebih detail soal motif para pelaku membuang jasad korban tabrak lari tersebut.

"Kita akan agendakan (rapat dengan KSAD), tapi tidak akan rapat khusus membahas satu agenda itu (tabrak lari). Tampaknya akan ada beberapa agenda penting, seperti peningkatan kesejahteraan prajurit," katanya.

Farhan menilai, insiden tabrak lari hingga meninggal dunia bahkan berani membuang jenazah ke sungai yang melibatkan seorang kolonel jadi cambuk bagi institusi TNI menciptakan iklim kepatuhan yang kuat dan jadi contoh baik di masyarakat.

"Bukan masalah aturan, tapi kita mengharapkan semua personel TNI bisa mematuhi aturan hukum yang sangat jelas menyangkut penghilangan nyawa seseorang. Jadi masalahnya adalah kepatuhan hukum," ujarnya.

Meski begitu, dia mengapresiasi transparansi TNI dalam mengungkap kasus tersebut.

Halaman
1234

Berita Terkini