"Lalu, manfaat apa yang Anda rasakan?" tanya Imam Ahmad.
"Tidak tahu juga. Yang saya rasakan, saya hanya merasa bahwa setiap yang saya harapkan selalu dikabulkan oleh Allah SWT. Seingat saya, tinggal satu harapanku yang belum dikabulkan," jelas si penjual roti.
"Apa itu?" tanya Imam Ahmad.
"Semua harapanku sudah dikabulkan Allah SWT, kecuali satu. Saya selalu berdoa kepada Allah untuk bertemu dengan Imam Ahmad," kata si penjual roti.
"Menetes air mata Imam Ahmad mendengar penjelasan si penjual roti. Imam Ahmad baru sadar bahwa inilah yang membuat dia tiba-tiba mau sekali ke Basrah," ujar Ustad Dasad Latif.
"Itulah dahsyatnya istigfar!," tegas Ustad Dasad Latif.
Usai Salat Sunat ba'diyyah, beberapa pria berbadan tegap sifap menggulung kembali karpet.
Seketika ruang tamu itu kembali ke fungsi semula.
Meja bundar diangkat ke tengah. Beberapa saat kemudian, hidangan sudah tersaji di permukaan meja bundar di tengah ruang tamu itu.
Tak Ada Jadwal Khusus
Ustad Dasad Latif tiba di Makassar, Kamis (16/12/2021) malam.
"Tadi pagi saya dihubungi diminta ke Batuh Putih," ujar Ustad Dasad Latif.
Ustad Dasad Latif mengaku memang sengaja tidak mendaftar di IMMIM untuk mendapat jadwal khutbah tetap.
"Saya tidak mau meneruma jadwal khutbah Jumat tetap, karena yang begini-begini saya khawatirkan. Tiba-tiba kia berhalangan, kasihan jamaah," kata Ustad Dadal Latif.
Hari Sabtu (18/12/2021) pagi, Ustad Dasad Latif terbang ke Sorong memenuhi undangan warga.(*)