Penjelasan Arkeolog Penemuan Fosil Besse di Leang Panning Maros, Keturunan Bugis - Makassar?

Penulis: Siti Aminah
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Leang Panninge, Desa Wanuawaru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, lokasi Penemuan kerangka manusia purba berusia 7.2000 tahun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penemuan Besse di Leang Panning (Gua Kelelawar) di Mallawa, Maros, Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa ada ras lain yang menghuni Indonesia.

Arkeolog Unhas, Iwan Sumantri menganggap penemuan kerangka 'Besse' sangat langka.

Sebab sejauh ini pada peneliti hanya menemukan dan melihat adanya sisa budaya sejarah. 

Baik berupa lukisan di dinding gua maupun alat-alat berburu yang digunakan manusia masa lampau.

"Kita hanya menemukan petunjuk budaya prasejarah seperti telapak tangan, gambar babi rusa, dan alat yang digunakan saat berburu," ucap Iwan Sumantri.

Besse usai diteliti di laboratorium Jerman, kerjasama peneliti Unhas dan Griffith University, Australia, Pusat Penelitian Arkeologi Jakarta menunjukkan adanya DNA Dinosovan.

Manusia Dinosovan hanya ditemukan di wilayah Siberia dan menyebar ke Asia Tenggara.

Ribuan tahun silam gua tempat dinosovan di Siberia juga dihuni oleh neanderthal dan manusia modern, termasuk suku Aborigin.

Mereka hidup dan mempertahankan keturunan dengan kawin campur.

"Rangka Beser mengandung DNA Papua, Aborigin, dan juga DNA Denisovan," jelasnya.

Penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia tertua di Sulawesi erat hubungannya dengan bangsa Papua dan Aborijin.

Temuan Besse ini pada akhirnya mengisi sejarah peradaban manusia, khususnya di Sulawesi.

Namun apakah Besse memiliki garis keturunan Bugis-Makassar, Iwan mengatakan masih butuh penelitian lebih lanjut. 

Sebab DNA-Makassar lebih dominan ke kelas mongoloid atau suku bangsa Austronesia.

Dalam kerangka lebih luas, DNA Besse memberi pesan bahwa Indonesia dihuni percampuran berbagai ras.

Halaman
123

Berita Terkini