Penjelasan Arkeolog Penemuan Fosil Besse di Leang Panning Maros, Keturunan Bugis - Makassar?

Penulis: Siti Aminah
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Leang Panninge, Desa Wanuawaru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, lokasi Penemuan kerangka manusia purba berusia 7.2000 tahun

"Tidak ada satupun yang berhak mengklaim bahwa saya penduduk asli Indonesia," tegas Iwan.

Menurutnya, lokasi temuan Besse harus dijadikan cagar budaya nasional. 

Tim ahli sudah mencari rangka ini sudah sangat lama.

"Saya akan mendesak tim ahli cagar budaya Maros untuk mengusulkan Panninge sebagai situs budaya provinsi yang nantinya akan jadi situs budaya nasional. Dan itu sudah ditunggu oleh Dirjen," tuturnya.

Arkeolog Universitas Hasanuddin lainnya, Prof Akin Duli, mengatakan menemukan kerangka 'besse' pada tahun 2015 dalam sebuah kotak.

Bersama dengan Griffith Univ, USM, Pusat Penelitian Arkeologi Jakarta, Balai Arkeologi Makassar.

Identifikasi awal rangka ini menunjukkan ciri-ciri perempuan. Hanya saja, rangkanya tidak langsung diangkat.

Sebab perlu adaptasi, ditambah peralatan yang dimiliki tidak mumpuni.

Waktu penelitiannya juga sudah habis. Sehingga galian kotak tersebut ditutup kembali.

"Kami mengidentifikasi itu rangka perempuan dilihat dari ciri-cirinya. Makanya namanya besse, sebutan untuk anak perempuan suku bugis," jelasnya.

Butuh dana besar untuk melanjutkan penelitian tersebut.

Selang empat tahun kemudian, pada tahun 2019 Tim Australia bergabung dan bersedia membiayai analisis untuk dating dan DNA  di Jerman. 

Hasil analisis tentang umur dan DNA menunjukkan bahwa rangka 'Besse'  merupakan bukti tertua manusia penghuni Pulau Sulawesi.

Hasil lab, Besse merupakan perempuan muda yang  meninggal di usia sekira 17 atau 18 tahun. Penyebab kematiannya masih dalam proses identifikasi.

"Umur 7200 tahun lalu, ini merupakan rangka manusia tertua yang ditemukan dan dianalisis dengan baik, ini penting bagi sejarah peradaban manusia di Sulawesi," ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini