Untuk situasi Pilwali Makassar, lanjut Luhur, pemilih Golputlah pemenang yang sesungguhnya.
Menurutnya, angka 59 persen partisipasi ini masih jauh dari target penyelenggara.
Kehadiran beberapa pasangan calon, yang relatif merupakan tokoh politik lama dinilai tidak cukup menjadi magnitude bagi pemilih.
Angka 59 partisipasi pemilih menjukkan keempat pasangan calon Pilwali Makassar tidak cukup alternatif yang meyakinkan warga.
"Bisa juga pemilih seperti kehilangan harapan dari janji-janji kampanye yang ditawarkan para kandidat," tandas Luhur.
Tiga Kali di Bawah 60
Partisipasi Pemilih Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 kembali di bawah angka 60 persen.
Komisioner KPU Makassar, Endang Sari, mengatakan, angka partisipasi pemilih Pilwali Makassar kali ini mencapai 59,66 persen.
Jumlah warga Kota Makassar menyalurkan hak pilihnya ke TPS berjumlah 537.585 orang. Jumlah DPT Makassar 901.087 orang.
Dibanding Pilwali Makassar 2018, angka partipasi pemilih itu mengalami kenaikan.
Namun tak mampu mencapai angka 60 persen, atau jauh di bawah target nasional.
Target partisipasi pemilih nasional sebesar 77,5 persen.
Dengan hasil itu, maka sudah tiga kali beruntun angka partisipasi pemilih Pilwali Makassar selalu di bawah angka 60 persen.
Mulai dari Pilwali Makassar 2013, 2018, hingga 2020.
"Partisipasi pemilih 59,66 persen," kata Endang kepada Tribun Timur, Selasa (15/12/2020) malam.