Gunung Anak Krakatau Meletus Jumat Malam, Ini Catatan Kisah Letusan 'Ibunya' yang Terdahsyat

Penulis: Desi Triana Aswan
Editor: Anita Kusuma Wardana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Anak Krakatau meletus, Jumat (10/4/2020) malam

Pemandangan yang tak biasa terjadi itu membuat Le Sueur khawatir.

Ia memutuskan untuk memeriksa ke bibir pantai sekitar pukul enam pagi pada hari Senin.

Ada hal yang ganjil, yakni permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya.

Batu karang yang biasanya tak tampak kini menjadi kering.

Le Sueur mendengar guruh sambung-menyambung sehingga ia khawatir akan ada bencana yang lebih mengerikan akan datang.

Setelah sampai di rumah, Le Sueur memanggil Van Zuylen, pembantunya, untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi.

Saat itu, jam menunjukkan pukul 7 pagi namun langit masih sangat gelap, tak seperti biasanya lampu-lampu rumah dibiarkan menyala.

Tak lama warga kampung kembali ribut-ribut.

Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berhamburan sambil berteriak, "Banjir! Banjir!"

Le Sueur mengajak orang yang berhamburan itu agar berlindung di rumahnya sebab rumahnya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang.

Tak butuh waktu lama, air pasang kembali ke laut, warga menjadi tenang kembali.

Namun, ketenangan tersebut tak berlangsung lama.

Air laut kembali datang dengan kekuatan yang lebih dahsyat.

Debur, gemuruh, terdengar begitu menakutkan.

Ada sekitar 300 orang di dalam rumah Le Sueur.

Halaman
1234

Berita Terkini