Kesehatan

Beredar di WA, Cara Hindari Kematian Mendadak, Pentingnya 3x½ Menit, Ini Kata Dokter Spesialis Saraf

Penulis: Nur Fajriani R
Editor: Arif Fuddin Usman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi stroke - Beredar di WhatsApp, Cara Hindari Kematian Mendadak, Pentingnya 3x½ Menit, Ini Kata Dokter Spesialis Saraf

Menurut Achmad Harun, kematian mendadak terjadi akibat hilangnya asupan ke otak secara tiba-tiba.

Kondisi ini, lanjut dokter Achmad, seringkali diakibatkan karena gangguan jantung, pembuluh darah, dan darah itu sendiri.

"Jadi (stroke) multifaktor, bukan hanya sertamerta berubah posisi dari rendah ke tinggi dapat menyebabkan kematian mendadak ataupun stroke," kata alumnus Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Lebih lanjut dokter Achmad Harun mengatakan stroke ada dua macam yakni sumbatan dan perdarahan.

Banjir Jakarta, Menteri PUPR Basuki Vs Gubernur Anies Baswedan Adu Pendapat! Ini Komentar Pengamat?

Dharma Wanita Persatuan LPMP Sulsel Adakan Bimtek Literasi Digital, Remaja Diajar Buat Meme & Video

"Stroke sumbatan terjadi akibat berkurangnya suplai darah otak, biasanya akibat sumbatan karena lemak, plak, ataupun penyempitan pembuluh darah di otak," ujarnya.

Sedangkan stroke perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah otak yang biasa disebabkan karena hipertensi lama, atau kelainan pembuluh darah bawaan.

Dengan demikian, bangun malam butuh perlu menjalankan 3x ½ menit sebelum ke kamar mandi tidak membantu mencegah kematian.

Dokter Achmad Harun mengatakan kehati-hatian dapat mencegah kita dari kecerobohan misalnya terpleset saat beranjak bangun tidur dan sejenisnya.

"Berhati-hati dan tidak terburu-buru ini baik. Meskipun tidak dapat dikatakan hal itu penyebab kematian mendadak," jelas dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia ini.

Lebih lanjut, dokter Achmad Muchsin berpesan, tak semua informasi yang tersebar di sosial media itu benar dan tidak sebaiknya langsung diserap.

Masyarakat diimbau untuk bersikap selektif dan cermat dalam menyaring informasi dan kabar yang beredar di media sosial agar tidak terjerumus dalam informasi bohong. (*)

Berita Terkini