TRIBUNJENEPONTO.COM - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Jeneponto telah selesai bagi pemenang dan calon Kades namun tidak bagi pendukungnya.
Di Desa Lentu, Kecamatan Bontoramba, dua penumpang mobil pick up ditikam pendukung kepala desa nomor urut satu, Rabu (6/11/2019).
Kedua korban adalah Marusu (30) dan Nuralam (36), warga Kampung Taba, Kelurahan Balangberu, Kecamatan Binamu.
Keduanya diadang pendukung nomor urut yang sedang berkumpul.
Mobil pick up berpelat DD 8963 RU ditumpangi tujuh orang itu langsung diamuk massa.
Mobil dirusak, penumpangnya dipukuli.
• Wanita Bercadar Terpilih Jadi Kades di Jeneponto, Dikenal Berjiwa Sosial dan Dermawan
• Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan Ambo Pemuda Bontoramba Jeneponto
• Diamuk Massa, Pemuda Barayya Jeneponto Tewas, Ayahnya Kritis
Plt Kassubag Humas Polres Jeneponto AKP Syahrul menyebutkan, aksi massa pendukung nomor urut satu sebenarnya salah sasaran.
Hal itu dipicu karena massa pendukung nomor urut dua, tiga dan empat sebelumnya melintas di depan rumah nomor urut satu.
Mereka saling mengejek saat berpapasan.
“Jadi ada pendukung nomor urut dua, tiga dan empat menumpangi sembilan kendaraan roda empat melintas dan mereka saling mengejek. Kendaraan korban diduga kelompok yang sebelumnya melintas sehingga dikeroyok,” kata AKP Syahrul.
Massa kades nomor urut satu memecahkan kaca bagian depan dan memukuli semua penumpang.
“Korban sebenarnya berencana menghadiri acara duka di Desa Barayya, yang tak jauh dari Desa Lentu.
Kedua korban luka dilarikan ke Puskesmas Tamalatea dan di rujuk ke RSUD Lanto Dg Pasewang.
Sementara korban lain yang juga mengalami luka mendapat perawatan medis di Puskesmas Tamalatea.
Polisi yang tiba di tempat kejadian mengimbau warga tak terprovokasi. Sementara pelaku dalam pengejaran polisi.
• Tak Tahan Lihat Paha Putih Adik Ipar, Siang Malam Pria di Mamasa Ini Rudapaksa Adik Istrinya
• Kantor Golkar Takalar Terancam ‘Digusur’
• Mengenal Sosok Risa Santoso: Wanita Cantik, Rektor Termuda di Indonesia, Dulu Jabat Staf Presiden
Lain halnya di Desa Gantarang, Kecamatan Kelara. Massa pendukung calon kepala desa nomor urut satu menyandera kotak suara.
Pilkades di desa itu diikuti tiga kandidat.
Mereka adalah Muh Nasir, Jamaluddin dan Jabal Nur.
Upaya mediasi gagal, Polres Jeneponto bersama BKO Brimob Polda Sulsel yang dipimpin Kapolres AKBP Ferdiansyah mengambil paksa kotak suara.
“Jadi kotak suaranya sudah mau diantar ke Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, tapi panitia malah ke rumah nomor urut satu. Kotak disandera di rumah itu,” kata AKP Syahrul.
Segala jurus mediasi telah dikeluarkan namun tak mempan.
Pendukung nomor urut satu menduga ada kecurangan di Pilkades Gantarang sehingga menuntut penghitungan ulang.(tribunjeneponto.com)
Protes Hasil Lewat Surat
Kadis PMD Jeneponto Abdul Makmur Sijaya meminta pendukung calon kepala desa yang tak puas dengan hasil pemilihan menempuh jalur yang telah disiapkan, bukan melakukan hal anarkis.
"Misal bersurat ke PMD terkait perhitungan ulang seperti yang dilakukan di Desa Lentu, Kecamatan Bontoramba, dan itu sementara dikaji," katanya.
Dia berharap, persoalan yang timbul dari pilkades serentak di 32 desa diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
• Tak Tahan Lihat Paha Putih Adik Ipar, Siang Malam Pria di Mamasa Ini Rudapaksa Adik Istrinya
• Kantor Golkar Takalar Terancam ‘Digusur’
• Mengenal Sosok Risa Santoso: Wanita Cantik, Rektor Termuda di Indonesia, Dulu Jabat Staf Presiden
“Siapa pun pemenangnya itu tetap tetangga, kerabat kita di desa, bukan orang lain,” kata Makmur.
Dia menyayangkan maraknya keributan, apalagi sampai ada warga pindah rumah hanya karena persoalan beda pilihan di Pilkades.
"Sebenarnya hal seperti itu tak perlu, tapi ya inilah pemilihan bukan hanya di Pilkades tetapi juga di Pilkada dan Pileg,” ucap Makmur.(tribunjeneponto.com)