"Aksi bakar lilin dan aksi hening ini sebagai simbol bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak sedang dalam kondisi yang baik-baik saja," kata kordinator lapangan, Kambrin (23).
Menurut aktivis mahasiswa dari Universitas Sawerigading itu, simbol duka yang dimaksud dengan banyaknya kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro kepada masyarakat.
"Kita tetap pada satu grand isu, yaitu terkait kenaikan 100 kali lipat iuran BPJS. Kita bersikap ingin membubarkan BPJS," ujarnya.
Selain itu, tindakan represif petugas keamanan dalam mengawal aksi unjukrasa, kata Kambrin, perlu dievaluasi.
"Tentang represif polisi terhadap kawan-kawan yang melakukan unjuk rasa beberapa pekan terakhir. Kami meminta Kapolri (Jendral Tito Karnavian) mengevaluasi kinerja aparat keamanan dalam pengawalan aksi," paparnya.
Aksi hening dan bakar lilin itu juga, kata Kambrin, merupakan bagian dari pra kondisi aksi yang akan dilangsungkan di gedung DPRD Sulsel, Selasa siang.
Rencana aksi yang dilakukan di DPRD Sulsel, lanjut Kambrin, sekitar pukul 10.00 Wita, atau saat anggota DPRD terpilih melangsungkan pelantikan.
Siap-siap Bermacet Ria, Ini Titik Unjuk Rasa 24 September
Mahasiswa dan aliansi masyarakat sipil di hampir seluruh wilayah Indonesia akan menggelar unjuk rasa besar-besaran, Selasa (24/9/19).
Unjuk rasa menolak rancangan undang-undang yang tidak pro rakyat.
Di media sosial, telah beredar undangan berupa selebaran mengikuti aksi ini.
Bagaimana dengan Makassar? Tentu tidak ketinggalan.
Informasi dikutip Tribun dari selebaran yang beredar di media sosial, semua kampus besar di Makassar akan turun ke jalan.
Begitu juga dengan kelompok mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Sipil Menggugat Keadilan.
Untuk mahasiswa, akan berunjuk rasa dengan menutup jalan depan kampusnya masing-masing.