Lanjut Ananda, sebelum peristiwa penikaman itu terjadi, Enda sedang berpesta minuman keras bersama sejumlah rekannya, Reski, Rifai, Wandi, Petrus dan Fikar.
Saat tengah asik meneguk miras jenis ballo, Bagong datang bergabung dan bermain gitar.
Selang beberapa saat, adzan Isya berkumandang. Bagong pun meminta pamit untuk ke masjid.
"Tiba-tiba Enda mengatakan, "Kamu yang biasa banpoli saya. Bagong menjawab, "Siapa yang bilang"? Kalau memang saya, hadirkan orangnya dan kalau terbukti, pukuli'ka," kata Kompol Ananda menirukan percakapan keduanya.
Enda, lanjut Ananda, langsung memukul wajah Bagong sebanyak tiga kali dan langsung dilerai oleh teman-temannya di TKP.
"Namun, karena Bagong tidak menerima dipukul sehingga mengejar Enda dan menikamnya tiga kali," ujar Ananda.
Enda pun tersungkur dan dilarikan ke RS Grestelina, Jl Hertasning. Namun, selang beberapa saat, nyawa Enda dinyatakan tidak tertolong lagi.
Sementara Bagong, usai melakukan aksi nekatnya, langsung menyerahkan diri ke personel Polsek Pannakukang.
"Diduga motif permasalahan antara korban (Enda) dan pelaku (Bagong) akibat kesalapahaman. Dimana korban pada saat itu dalam keadaan pengaruh minuman keras jenis ballo, sehingga korban langsung memukul pelaku dan pelaku membalas dengan tikaman senjata tajam jenis badik," jelas Kompol Ananda.
Kini Bagong diamankan di Polrestabes Makassar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.(tribun-timur.com).
Laporan wartawan tribun-timur.com, Muslimin Emba.