In Memoriam IYL

Bungkusan Sisa Makanan dan Traktir Pengunjung

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ichsan Yasin Limpo bersama Arif Saleh

Hitungan menit setelah itu, makanan yang dibungkus sudah disiapkan pelayan restoran. Ajudan pribadinya, cekatan mengambil dan membawa bungkusan itu untuk dimasukkan ke mobil pribadi IYL. Usai itu, kami pun meninggalkan restoran tersebut. Saya mendampinginya balik ke rumah sederhananya yang kira-kira memakan waktu 10 menit dari restoran.

Di kediaman pribadinya, saya meminta pamit. Ia pun langsung menyampaikan terima kasih, sekaligus meminta ajudan pribadinya menyerahkan bungkusan makanan itu ke saya. “Rif, kasi nanti ini makanan nah ke tukang parkir atau pemulung di jalan,” katanya yang saya sambut dalam hati, mungkin ini pencitraan karena saya baru menemaninya.

Ternyata belakangan saya baru tahu jika IYL punya kebiasaan membungkus makanan yang masih layak untuk diberikan ke “kaum dhuafa”. Dan itu dilakukan, tanpa ingin ditahu orang. Maklum, bungkusan makanan itu dia hanya titipkan ke orang yang menemaninya makan untuk diserahkan.

Dan untuk kebiasaan membungkus sisa makanan restoran, saya termasuk saksi hidup yang berulangkali melihat sekaligus dititipkan langsung ke mereka yang dari sisi ekonomi tergolong kurang mampu.

Selain kebiasaannya membungkus sisa makanan di restoran, IYL juga punya kebiasaan lain yang tak ingin ditahu orang. Kebiasaannya, yakni membayarkan makanan pengunjung di warung makan yang sering didatanginya di Makassar di malam hari.

Di Sop Saudara langganannya di Jalan Pettarani misalnya, IYL selalu meminta ajudan pribadinya agar menyampaikan ke kasir tidak menerima pembayaran dari pengunjung lain jika ia ada di tempat itu.

Karena tak ingin ditahu oleh pengunjung kalau makanannya dibayarkan, maka IYL selalu menunjuk pelayan warung makan itu, atau orang yang ada di dekatnya sedang ulang tahun. Sehingga, banyak pengunjung hanya mengetahui yang mentraktirnya bukan IYL, tapi yang “berulangtahun”.

Kebiasaan Ichsan membayarkan pengunjung secara diam-diam juga sering saya lihat langsung di tempat lain. Termasuk saat singgah beristirahat saat perjalanan ke daerah, baik untuk urusan pilgub maupun kegiatan PMI.

Perhatian IYL lainnya yang jarang diketahui, tentang kebiasaannya bersedekah dan membantu sesama. Dan lagi-lagi, itu saya lihat langsung selama mengikuti dan mendampinginya lebih setahun.

Sama dengan bungkusan makanan dan traktir pengunjung, IYL juga tak mau menampakkan diri memberikan sesuatu ke “pengemis” atau kaum dhuafa yang kadang menunggu uluran tangan di depan pintu masjid saat Shalat Jumat.

Berapa pun “pengemis” yang duduk atau jongkok di depan masjid, selembar uang merah (100 ribu) akan dibagikan satu-satu oleh ajudan pribadinya. Tapi itu dilakukan jika IYL sudah melewati “barisan” pengemis. Mungkin tak ingin menampakkan kalau dirinya yang memberikan uang itu.

Potret yang saya urai di atas dari beberapa contoh kepedulian lainnya yang tidak terangkum dalam catatan ini, tak pernah saya jadikan bahan berita untuk dimunculkan ke media saat pilgub. Saya tahu, untuk hal seperti ini, IYL sangat tidak suka dipamerkan atau di eskpose ke publik.

Begitu pun jika ada kerabatnya atau warga yang membutuhkan bantuan, IYL juga bukan pemimpin yang cuek. Jika itu untuk urusan kemanusiaan, maka tak ada di kamus hidupnya kata “pelit”. Ia tulus membantu, dan tentu sesuai kemampuannya.

Kebiasaan IYL yang sering saya lihat dan rasakan langsung tentu menjadi kenangan tersendiri bagi saya, sekaligus pembelajaran berharga. Kelak jika umur dipanjangkan, kepedulian ini juga akan saya ceritakan ke anak-cucu saya.

Fisiknya memang telah tiada. Kanker paru-paru boleh menyerang dan menyebar di tubuhnya hingga menghembuskan nafas terakhir. Tapi kami yakin, darah kepedulian dan perhatiannya selama ini yang mengalir di tubuhnya, akan menjadi penerang ‘di tempat peristiratannya’. Insyaallah!

Selamat jalan Punggawa. Banyak cinta untukmu!

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkini