Secara teori, saat terjadi gempa, akan terjadi pelepasan energi yang terkumpul karena subduksi lempeng.
Sebaliknya, kata Nuraini, semakin jarang terjadi gempa bumi, energi akan semakin terakumulasi, sehingga semakin tinggi pula ancama gempa bermagnitudo tinggi.
"Semakin lama (energi) tidak dilepaskan, semakin besar juga energi yang terkumpul. Tapi cara dia melepaskan juga mungkin tidak sekaligus," kata Nuraini.
Baca: Alasan RH Nekat Perkosa MS Si Tetangga saat Sedang Menyusui, Ternyata Sang Istri Baru Melahirkan
Baca: Facebook Akhirnya Didenda Rp 70 Triliun, Kasus Penyebab dan Bagaimana Akun Anda?
Baca: Cara Mudah Kirim Foto/Gambar Besar di WhatsApp Tanpa Pecah Ukurannya, Andoid dan iPhone
Contoh energi yang dilepaskan sekaligus, ujar Nuraini, adalah gempa dan tsunami di Aceh tahun 2004, yang bermagnitudo 9,2 hingga 9,3.
"(Cara pelepasan energi) bisa pelan-pelan, bisa sekaligus... tetapi tidak berarti gempa akan terjadi besok atau bulan ini," kata Nuraini.
"Bisa saja terjadi 50 tahun lagi, 100 tahun lagi, bisa jadi besok."
Apa gempa dan tsunami raksasa memiliki siklus?
Nuraini mengatakan sebetulnya gempa memiliki siklus. Namun, studi terkait hal itu, terutama di daerah Selatan Jawa masih minim, ujarnya.
Pengetahuan akan siklus itu, ujarnya, akan membuat masyarakat tahu periode terjadinya gempa di suatu tempat.
Sementara itu, Eko Yulianto, ahli Paleotsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan hasil penelitiannya, yang dilakukan dengan mempelajari rekaman tanah, menunjukkan gempa raksasa di Selatan Jawa terjadi sekitar 400 tahun yang lalu.
Bukti dari gempa yang memicu tsunami itu ditemukan di sejumlah daerah seperti Lebak, Ciletuh, Pangandaran Cilacap hingga Lumajang.
Seberapa besar gempa itu? Eko menjawabnya dengan perbandingan.
Gempa Jepang di tahun 2011 dengan magnitudo 9 menyebabkan rupture atau patahan sepanjang sekitar 500 kilometer.
Sementara patahan daerah yang diamatinya, yakni dari Binuangeun hingga Lumajang, adalah sekitar 700 kilometer.
Baca: Ayahnya Belum Dilantik Jadi Wapres, Siti Nur Azizah Putri Maruf Amin Ungkap Rencana Besarnya
Baca: Kabar Buruk Datang dari Geprek Bensu, Ruben Onsu Sedih, Begini Kronologinya
Baca: Kamu Lulusan UI? Ini Pekerjaan Fresh Graduate Bergaji hingga Rp 15 Juta, Banyak Dicari Unicorn
"Dari situ kita bisa membandingkan, setidaknya (patahan) itu bisa memicu gempa di atas (magnitudo) 9, dan itu terdefinisi sebagai gempa raksasa. Kalau gempa itu terjadi, ia memicu tsunami," ujarnya.