Di Indonesia sendiri, masih banyak masyarakat percaya mitos, bahwa kehadiran burung gagak membawa tanda bencana bagi yang mendengarkannya.
Menurut Wikipedia.co.id, gagak termasuk angota burung pengicau, bahasa latinnya Passeriformes.
Hampir semua jenis burung ini memang berukuran relative besar dan bulunya dominan berwarna hitam.
Burung gagak mudah ditemukan di seluruh benua dan kepulauan di belahan dunia, kecuali di Amerika Selatan.
Konon, gagak diketahui memiliki tingkat kecerdasan tertinggi di antara unggas lainnya.
Burung ini juga mempunyai kemampuan belajar dan suka mencuri benda-benda milik manusia.
Ternyata, mitos buruk tentang burung gagak ini tidak terjadi di Indonesia saja. Di Eropa, gagak dipercaya sebagai burung peliharaan penyihir.
Beberapa kitab agama, termasuk di agama Islam menyebutkan burung gagak adalah pemberi contoh proses penguburan.
Seperti dikutip dari kisah putra nabi Adam AS, Qabil membunuh saudaranya, Habil. Lalu Qabil tidak tahu bagaimana dengan mayat adiknya.
Lalu dicontohkan dua burung gagak berkelahi dan salah satunya mati, lalu salah satunya menimbun dengan tanah kawannya yang mati.
Peristiwa tersebut di kalangan Muslim dikenal dalam kisah Habil dan Qabil, manusia mati harus dikubur. (*)
Laporan wartawan TribunTakalar.com, Darullah