Alasan Gubernur Bali Tolak Keras Program KB 2 Anak Cukup, Panggil Kepala BKKBN Bali Menghadap

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUDAYA BALI - Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan menolak program Keluarga Berencana 2 anak cukup

TRIBUN-TIMUR.COM - Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster menegaskan menolak dengan keras program Keluarga Berencana (KB) 2 anak cukup.

Alasan Gubernur Bali, program Keluarga Berencana ini tidak cocok diterapkan di Bali karena bertentangan dengan kultur dan budaya Bali.

Gubernur Bali akan menindaklanjuti penolakan ini dengan memanggil Kepala BKKBN Bali.

Penolakan Gubernur Bali terhadap program Keluarga Berencana ini disampaikan pada acara resmi pemerintahan.

Baca: LINK Pengumuman 32 Instansi Peserta Test CPNS 2018 yang Ikut Test SKB, Cek Nama dan Nomormu, Lulus?

Baca: PSM Makassar dan Persija Jakarta Wajib Waspada, Ini Bukti Pengaturan Skor Nyata di Sepakbola Kita

Baca: Alasan Gisel Tak Bisa Lagi Balikan Gading Marten, Gisel Gugat Cerai Tak Bisa Mundur Lagi

Baca: Hasil Liga Champions dan Cuplikan Gol PSG Bungkam Liverpool, Barcelona Menang Inter KO

Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan bahwa kelahiran dan kematian di Bali saat ini hampir berimbang selama kurun waktu lima tahun terakhir.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena adanya program Keluarga Berencana (KB) dengan dua anak.

Gubernur Bali, I Wayan Koster saat menghadiri peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional Tahun 2018 di Gedung Ksiarnawa, Taman Budaya (Art Center), Denpasar pada Senin, (26/11/2018) (TRIBUN BALI)

Sehingga dari adanya permasalahan itu, ia pun secara tegas menolak kebijakan program KB dengan dua anak.

"Suud mengkampanye KB dua anak nggih (Sudahi berkampanye KB dua anak ya). Bapak-bapak ini saya minta jangan KB dua anak lagi," kata Gubernur Koster saat hadir di peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional Tahun 2018 di Gedung Ksiarnawa, Taman Budaya (Art Center), Denpasar pada Senin, (26/11/2018).

 Ia pun mengaku mengecek keberadaan penduduk di Bali yang dalam kurun waktu lima tahun sangat konstan (tetap).

Dengan adanya program KB dua anak, kata dia, sudah menjadi disiplin hidup pada masyarakat Bali.

"Kalau sudah begitu kita akan lama-lama akan kekurangan penduduk di Bali. konstan terus dia," jelasnya.

Dirinya pun membandingankan dengan keadaan masyarakat di luar negeri seperti Eropa dan Singapura yang menjalankan program dengan satu anak sudah menjadi disiplin hidup masyarakat dan dampaknya kini sangat terasa.

Dijelaskan Koster, negara-negara disana sampai-sampai memberikan insentif bagi keluarga yang bersedia mempunyai anak lebih dari satu.

Mengenai persoalan KB dua anak ini, dirinya juga berani mengaku berbicara keras dimana saja dan ia pun mengaku tak sepakat dengan pemerintah pusat.

Sehingga, menurutnya, program KB dua anak ini tidak cocok diterapkan di Bali karena dapat merugikan jumlah penduduk dan kultur masyarakat.

Halaman
123

Berita Terkini