Alasan Gubernur Bali Tolak Keras Program KB 2 Anak Cukup, Panggil Kepala BKKBN Bali Menghadap

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUDAYA BALI - Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan menolak program Keluarga Berencana 2 anak cukup

"Pertama Nyoman dan Ketut hilang. Coba lihat KTPnya, pasti sudah langka Nyoman dan ketut hilang," jelas Koster.

Tribun-timur.com melansir wikipedia warga Bali menggunakan tata cara penamaan yang mencirikan urutan kelahiran anak.

Hal ini menjadi ciri khas kebudayaan suku Bali yang tak dikenal di tempat lainnya.

1. Anak pertama diberi nama depan Wayan, berasal dari kata wayahan yang artinya "lebih tua".

Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga sering digunakan adalah Putu dan Gede. Kata putu artinya "cucu",

sedangkan gede artinya "besar".

Nama Gede cenderung digunakan kepada anak laki-laki saja, sementara untuk anak perempuan jarang digunakan.

Untuk anak perempuan, ditambahkan kata Luh pada nama "Gede".

Pada umumnya, keturunan bangsawan Bali cenderung tidak menggunakan kata Wayan maupun Gede. Mereka lebih memilih menggunakan nama Putu.

2. Anak kedua diberi nama depan Made (madé), berasal dari kata madya yang berarti "tengah".

Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga dapat diberi nama depan Nengahyang juga diambil dari kata "tengah".

Ada pula nama Kade atau Kadek, bentuk variasi dari Made. Ada hipotesis bahwa Kade atau Kadek berasal dari kata adi yang bermakna "adik".

Pada umumnya, keturunan bangsawan Bali cenderung tidak menggunakan nama Nengah maupun Kadek. Mereka lebih memilih menggunakan kata Made atau Kade.

3. Anak ketiga diberi nama depan Nyoman atau Komang.

Nama Nyoman ditenggarai berasal dari kata anom yang berarti "muda" atau "kecil"; bentuk variasinya adalah nama Komang. Ada hipotesis bahwa nama Nyoman diambil dari kata nyeman (artinya "lebih tawar" dalam bahasa Bali), mengacu kepada perumpamaan tentang lapisan terakhir pohon pisang—sebelum kulit terluar—yang rasanya cukup tawar.

Halaman
123

Berita Terkini