Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penangkapan Akbar Dg Ampuh alias Rangga (32), oleh petugas Lapas Klas 1 Makassar, ternyata melalui proses menegangkan.
Pasalnya, otak pembakaran rumah di Jl Tinumbu, Kecamatan Tallo, Makassar yang menewaskan enam orang, saat ditangkap, sempat mengancam petugas.
Kronologis penangkapan pelaku Rangga itu, diceritakan Kepala Lapas Makassar Budi Sarwono saat ditemui di Lapas Makassar, Selasa (14/8/2018) sore.
Baca: 3 Terdakwa Kasus Penculikan Raihanun Dituntut 6 Tahun, Kuasa Hukum Terdakwa Bilang Begini?
Baca: Pembakaran Rumah Tewaskan 6 Orang di Jl Tinumbu, Dikontrol dari Lapas Makassar, Begini Ceritanya
Baca: Tewaskan Enam Orang, Keluarga Duga Ada Unsur Kesengajaan di Kebakaran Tinumbu Makassar
Tanggal 9 Agustus, pihak Polrestabes Makassar meminta pihak Lapas Kelas 1 Makassar untuk menggeledah kamar, Rangga (32).
Hari itu, pukul 22.00 Wita, 10 petugas Lapas Makassar menggeledah kamar Rangga. Namun sebelum digeledah, Rangga tahu dan dia pun melawan.
"Kita masuk tapi dia tidak mengizinkan kita, di situ kita ambil senjata bubuk merica ke dalam kamarnya. Ia lalu keluarkan besi yang dibuat runcing," kata Budi.
Lapas menyiapkan kamar khusus bagi Rangga, karena dia narapidana yang dikenal pintar memobilisasi napi lain jika satu kamar dengan Rangga.
Bersama 40 Napi
Kamar Rangga di Blok F, memiliki 16 kamar bersama 40 narapidana lain. Di Blok itu merupakan Blok warga binaan yang diketahui melanggar tata tertib.
Baca: Terkait Aksi Pelemparan Botol Saat PSM Vs Perseru, Panpel Kena Sanksi Komdis, Dendanya Tak Sedikit
Baca: Berita Orang Hilang, Kakek 73 Tahun Asal Maccini Sawah Ini Sudah 3 Hari Tidak Ada Kabar Beritanya
Baca: Ini 2 Alasan Sandro Pilih Gabung PSM! Ternyata Juga Sempat Digoda 3 Klub Peserta Liga 1
Lanjut Budi, usai ditembak pakai senjata bubuk merica, Rangga bersembunyi di kamar toilet. Proses penggeledahan tim Lapas ini disebutkan, hampir satu jam.
"Akhirnya kita ambil senjata gas air mata dan kita tembakan ke dalam kamarnya. Di situ baru dia keluar, mungkin karena perih matanya," ungkap Budi.
Selain susah saat ditangkap, Rangga juga disebutkan sebagai anak nakal di Lapas Makassar. Karena sering kali dia memobilisasi para napi untuk melawan.
Catatannya, Rangga sering dipindahkan karena sering mobilisasi massa di lembaga pemasyarakatan (Lapas). Dari Lapas Maros, Lapas Bulukumba, dan kembali lagi ke Lapas Makassar
"Dia anak nakal, karena selalu saja dipindahkan ke Lapas lain. Dia selalu mobilisasi massa dan mempengaruhi, disini juga dia pengaruhi," ujar Budi.