Mengintip Ngerinya Nusakambangan Tempat 155 Napi Terorisme Ditahan, Cicak Lewat Pun Dapat Terdeteksi

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang petugas Lapas Nusakambangan siap siaga menjaga lembaga permasyarakatan tersebut, 7 Februari 2014. (Tribun Jateng/Adi Prianggoro)

Sayang, Tribun Jateng tidak diperlihatkan bentuk dari ruangan isolasi. Menurut Jonggo, ruangan itu hanya dihuni satu orang.

Berbeda dengan sel kebanyakan yang terbuat dari jeruji besi, sel di lapas itu berbahan jaring besi yang kuat.

Jika jari jemari dimasukkan ke dalam sela-sela jaring, akan terasa tajam di bagian dalamnya.

"Ini untuk mengantisipasi agar napi tidak memanjat," ungkap Jonggo.

Jonggo menjamin jaring besi yang menjadi pembatas sel tak akan mampu dirobohkan oleh kekuatan seorang napi.

"Kalau tidak percaya, silakan tendang dan atau dorong sekuat tenaga, tak akan ada apa-apa," ucapnya, sembari mempersilakan Tribun Jateng ‎menendang maupun mendorong sel.

Kendati sistem pengamanan di lapas sudah super ketat, petugas yang ada pun akan dibekali senjata api.

"Senjata laras pendek dan panjang dengan kaliber kecil, karena fungsinya bukan untuk tempur, tapi melumpuhkan. Selain itu ada juga peluru karet, gas air mata, alat kejut listrik. Petugas penjemput terpidana yang ingin dibesuk harus lebih dari satu orang," urainya.

Selanjutnya, Jongga mengajak Tribun Jateng ke pintu masuk tahap dua lapas, tepat di belakang gedung utama.

Di sana juga terlihat petugas yang berjaga-jaga. Selain itu, terpasang X-ray barang dan body scaner.

Kedua alat itu dioperasionalkan oleh masing-masing tiga operator. Pengunjung yang hendak membesuk tahanan harus lebih dulu melewatinya.

Mereka tidak boleh membawa masuk barang terlarang seperti handphone dan lain sebagainya. Jadi, barang-barang bawaan pengunjung akan dititipkan kepada petugas.

"Body scaner ini bisa mendeteksi barang bawaan pengunjung sekecil apapun, bahkan isi dalam perut akan kelihatan. Jika ada yang berusaha menyelundupkan narkotika akan segera ditindak," tandasnya.

Diketahui, Lapas Batu disiapkan sebagai lapas bagi napi risiko tinggi, khususnya napi bandar narkoba.

Pengunjung tidak boleh memberikan barang kepada penghuni, sebab segala keperluan telah dipenuhi pihak lapas.

"Obat-obatan pun harus melalui tim medis dari Nusakambangan, tidak bisa diberikan langsung," imbuh Jonggo.

Baca: Aniaya Anaknya Hingga Tewas, Hasan Basri Diperiksa 5 Jam di RS Bhayangkara

Tembok Kaca

Dua langkah dari ruang pemeriksaan, ada sebuah ruangan untuk bertemunya pengunjung dan napi.

Mereka dibatasi tembok kaca tebal, dan hanya bisa berkomunikasi lewat telepon yang telah disediakan.

Terdapat 14 bilik temu yang dilengkapi telepon dua arah. Semuanya tersambung dengan petugas, sehingga apa yang dibicarakan akan terekam dan dapat didengarkan petugas.

Selain itu, tidak diperkenankan juga bersentuhan fisik.

Karena lokasi Lapas Nusakambangan yang cukup jauh, petugas memberi kelonggaran waktu bertemu relatif lebih lama, atau maksimal 1 jam lebih 15 menit.

Mereka yang membesuk harus terdaftar dalam Kartu Keluarga napi, sehingga tidak semua orang bisa menjenguk.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 155 Napi Terorisme di Mako Brimob Langsung Dipindah ke Nusakambangan dan di Tribunnews.com dengan judul Mengintip Lapas Nusakambangan Kini, Cicak Lewat Pun Dapat Terdeteksi Petugas

Berita Terkini