TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 25 anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Makassar turut merayakan Hari Kemerdekaan RI Ke-72 dengan menggelar upacara bendera di lapangan Tamak Kanak-kanak Kharisma, Jl Baji Ateka, Makassar, Kamis (17/8/2017).
Tidak hanya itu, mereka juga ikut bersuka cita dengan mengikuti sejumlah perlombaan yang dilakukan bersama para orangtua dan relawan. Aktivitas ini digelar oleh Klub Belajar Sipatokkong (KBS) yang selama ini konsen terhadap anak berkebutuhan khusus.
Koordinator KBS Ridhayani dalam rilis ke tribun-timur.com, Jumat (18/7/2017) mengatakan, pada momen perayaan kemerdekaan 17 Agustus, memang sengaja ingin memperkenalkan anak-anak binaan KBS dengan suasana acara Agustusan.
Baca: 21-22 Juli 2017, KBS Adakan Pelatihan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus
Baca: Anak Berkebutuhan Khusus Juga Punya Talenta
“Jadi setiap anak terlibat langsung mulai dari upacara bendera hingga aktivitas khas yakni lomba-lomba. Adalah penting bagi mereka untuk mengenali beberapa hal yang terjadi di lingkungan mereka,” jelas Ridhayani.
Aktivitas kegiatan 17 Agustusan tersebut dilakukan dengan melibatkan orangtua dan relawan sepenuhnya. Hal ini, kata Ridhayani, sebagai aktivitas untuk membantu pengembangan motorik anak-anak berkebutuhan khusus, juga keterlibatan mereka dalam aktivitas bekerjasama.
“Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada beberapa kasus anak berkebutuhan khusus dengan tipe autisme dan sindrom down, aktivitas bermain bisa sangat membantu mereka sebagai salah satu bentuk terapi. Biasa disebut dengan play therapy,” tambahnya.
Paling Penting Bergembira
Lebih dari itu, yang paling penting dari setiap kegiatan kelas bermain diharapkan anak-anak istimewa ini bisa bergembira dan bisa bertemu dengan teman-teman lainnya.
Baca: Rayakan HUT, Iwabri Palopo Bantu Anak Berkebutuhan Khusus
Baca: Mahasiswa Psikologi Unibos Belajar Tangani Anak Berkebutuhan Khusus
“Juga para relawan bisa semakin mengenali dan bisa belajar bersama agar dapat memberikan pendampingan yang baik dan tepat bagi anak-anak dampingan,” tambah salah satu relawan KBS, Imran.
Untuk kegiatan peringatan hari kemerdekaan ini, lanjut Imran, Klub Belajar Sipatokkong berharap publik bisa memperoleh informasi yang tepat tentang ABK.
“Terutama kita semua bisa memahami dan tahu bagaimana caranya melakukan interaksi dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Jadi mari sama-sama berdiri untuk saling menghormati dan menerima,” ujarnya.
Lomba Makan Opak
Setelah kegiatan upacara bendera, anak-anak berkebutuhan mengikuti parade peserta. Kemudian baru acara berlangsung seru dan penuh semangat dengan aneka perlombaan seperti jalan sarung, estafet telur, karpet terbang, makan opak, spons ajaib, hingga ge mu famire.
Baca: Sungguh Mulia Cita-cita Murid SD PAM Ini, Ingin Jadi Dokter Anak Berkebutuhan Khusus
Baca: Lomba Lukis Anak Berkebutuhan Khusus di MGH
Dari sejumlah lomba tersebut, yang paling seru saat ABK berlomba makan opak (kerupuk yang terbuat dari beras). Mereka bersaing untuk menjadi pemenangan dengan yang pertama menghabiskan kerupuknya.
Aktivitas ini dimulai sejak pukul 08.00 hingga pukul 10.30 Wita. Peserta ada juga dari ABK dampingan dari keluarga prasejahtera.
Selain kegiatan seperti 17 Agustusan ini, Klub Belajar Sipatokkong juga rutin mengadakan kegiatan bulanan ABK dampingan dalam kelas bermain bersama.
Baca: Ada Jalur Khusus Anak Berkebutuhan Khusus di Pendaftaran Online Siswa
Baca: VIDEO: Ujian Nasional Anak Berkebutuhan Khusus di Makassar
“Kelas bermain bersama adalah kelas yang lahir dengan tujuan sebagai kegiatan dari anak-anak istimewa tersebut diperkenalkan pada lingkungan sosial teman-teman sebaya mereka,” kata Ridhayani.
“Sebab kemampuan untuk bersosialisasi adalah masalah khas bagi beberapa tipe anak berkebutuhan khusus, seperti autisme dan sindrom down. Kelas bermain bulanan ini dibuat sebagai kelas perkenalan lingkungan sosial dalam hal ini bermain bersama teman sebaya.
Kegiatan ditutup pada pukul 10.15 Wita dengan penyerahan hadiah bagi ABK pemenang dan dilakukan foto bersama 25 anak dampingan dan keluarga relawan. (*)