Tribun RT RW

Windy Aryati, Pjs Ketua RT Terus Suarakan Lorong Gelap di Sambung Jawa

Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejabat Sementara (PJS) RT 2 RW 1, Windy Aryati

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bagi Windy Aryati, menjadi Pejabat Sementara (PJS) RT bukan sekadar jabatan administratif.

Di tengah keterbatasan, ia memilih tetap bersuara, memperjuangkan hak dasar warganya: keselamatan.

Di RT 2 RW 1, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, ada sebuah lorong kecil yang sudah lama menjadi keluhan warga.

Jalanannya rusak dan berlubang. Di malam hari, kegelapan membuat lorong itu berubah menjadi jalur berbahaya.

Windy (46) mengungkapkan, masalah utama bukan hanya jalan yang rusak, tapi ketiadaan penerangan yang memperparah kondisi.

“Yang paling saya khawatirkan itu soal penerangan. Lampu jalur masuk tidak ada. Saya sudah sering ajukan ke kantor lurah, tapi tidak ada penyelesaiannya,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).

Windy sudah beberapa kali mengirimkan permohonan resmi.

Namun, proses perbaikan seringkali datang terlambat bahkan dilakukan di waktu yang tidak masuk akal.

“Petugas lampunya kalau datang, kadang malah lewat tengah malam baru ada petugas. Pernah juga siang, tapi itu baru-baru. Sebelumnya selalu larut malam,” tambahnya.

Windy bukan hanya mengurus laporan dan administrasi.

Ia turun langsung melihat kondisi lorong bersama warga, memastikan tak ada yang celaka saat melintasi jalur gelap itu. 

Bagi Windy, keselamatan warganya adalah bentuk tanggung jawab moral, bukan sekadar formalitas jabatan.

“Saya cuma ingin warga aman. Itu saja. Anak-anak lewat sini, orang tua juga, kalau gelap dan jalannya rusak, kita tidak tahu apa yang bisa terjadi,” ucapnya.

Lorong yang dimaksud terhubung langsung ke kanal, menjadikannya akses vital bagi warga sekitar.

Namun minimnya perhatian dari pihak berwenang membuat kondisi tak kunjung membaik.

Sebelumnya, satu-satunya sumber cahaya berasal dari lampu luar kantor Tribun Timur yang terletak tak jauh dari lokasi.

Windy tidak menuntut banyak.

Ia hanya berharap agar pemerintah kelurahan benar-benar hadir di tengah masyarakat.

“Warga saya tidak banyak. Tapi mereka punya hak yang sama untuk merasa aman,” tutupnya.(*)

Berita Terkini