Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Aswar Hasan Wafat

Aswar Hasan: Jejak Konsistensi dan Kesederhanaan

Tidak ada buku panduan yang lengkap, tidak ada fasilitas yang mewah. Yang ia punya hanyalah semangat dan keyakinan

Editor: AS Kambie
Ist
Aswar Hasan, Dosen Fisipol Unhas. Aswar Hasan wafat pada 13 Agustus 2025 dan dimakamkan di Pemakaman Baqi Wahdah Islamiyah, Maros, pada 14 Agustus 2025 siang. 

Oleh: Muhammad Hasrul

Komisioner KPI Pusat 2023-2026

TRIBUN-TIMUR.COM - Di sebuah ruangan sederhana di lantai empat kantor Gubernur Sulawesi Selatan 20 tahun lalu, seorang pria berkacamata tampak serius memerhatikan tayangan televisi tabung yang diputar tanpa suara.  

Sesekali ia mencatat, sesekali tersenyum, lalu memanggil timnya untuk berdiskusi. 

“Penyiaran itu bukan cuma hiburan. Ini soal menjaga ruang publik,” ujarnya pelan namun penuh penekanan. Pria itu adalah Aswar Hasan, yang dikenal sebagai Ketua KPID Sulawesi Selatan pertama dan Komisioner KPI Pusat periode 2019–2022. 

Baca juga: Aswar Hasan Dishalati di Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf Dimakamkan di Wahdah Islamiyah

Baca juga: Dosen Unhas sekaligus Senior HMI Aswar Hasan Wafat di Makassar

Baca juga: Aswar Hasan: Saya Sakit Fisik Tapi Tidak Otak Dinda

Sebagai ketua KPID Sulsel pertama, Aswar Hasan memulai dari titik nol. Tidak ada buku panduan yang lengkap, tidak ada fasilitas yang mewah. Yang ia punya hanyalah semangat dan keyakinan bahwa penyiaran harus melayani kepentingan publik. Ia membangun pondasi kelembagaan, merintis mekanisme pengawasan siaran yang transparan, dan membuka pintu KPID untuk masyarakat.  

Tak hanya itu, perhatiannya juga besar pada profesionalisme jurnalis penyiaran. Ia menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengadakan pelatihan jurnalistik, dan pembekalan etika. Baginya, jurnalis penyiaran adalah garda depan yang menentukan sehat atau tidaknya isi siaran.  

Kisaran April 2023, saya masih ingat jelas hari itu saya baru akan mulai tugas sebagai komisioner di KPI Pusat. Tanpa banyak basa-basi, beliau datang menjemput saya, di terminal dua bandara Soekarno Hatta. 

Wajahnya ramah, senyumnya tulus, dan suaranya hangat saat menyapa, “Ayo dek, kita langsung keliling. Saya mau pamit sekalian titip kamu sama tokoh-tokoh Sulsel di Jakarta.” 

Hari itu, saya diajak bertemu sejumlah tokoh yang tak sembarangan. Ada mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sosok negarawan yang disegani, dan almarhum mantan Wakapolri Komjen (Purn) Syafruddin Kambo, yang juga tokoh kebanggaan Sulsel.  

Pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi, tetapi pelajaran pertama dari beliau: menjaga penyiaran berarti membangunjejaring lintas bidang dan lintas generasi, karena dunia penyiaran tidak pernah berdiri sendiri. 

Sebagai Ketua KPID Sulawesi Selatan periode pertama, almarhum Aswar Hasan sudah membuktikan hal itu sejak awal. 

Dimasanya, program Gerakan Menonton Sehat (GEMES) dan Gerakan Produksi Sehat (GESIT) lahir sebagai kampanye besar untuk mendorong siaran ramah anak dan edukatif. 

Saat dipercaya menjadi Komisioner KPI Pusat periode 2019–2022, ia pun membawa semangat yang sama. Di forum-forum nasional, ia tak hanya hadir sebagai komisioner, tetapi sebagai suara publik. Ia terlibat dalam penyusunan kebijakan strategis penyiaran, memperkuat literasi media penyiaran, dan mengawal pembahasan revisi regulasi di tengah derasnya arus konvergensi media. 

Beliau juga memberi perhatian besar pada lembaga penyiaran khususnya radio. Menurutnya, radio harus menjadi cermin nasionalisme yang terintegrasi. "Radio harus mampu mengcover problematika bangsa di seluruh wilayah NKRI. Siarannya harus mampu merefleksikan keberagamaan dalamberbangsa dan bernegara dan menjunjung tinggi independensi dan netralitas,” kata Aswar pada satu kesempatan.  

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved