Aswar Hasan: Saya Sakit Fisik Tapi Tidak Otak Dinda

TRIBUN-TIMUR.COM- Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, almarhum Dr Aswar Hasan MSi masih terus menulis meski terbaring di rumah sakit. 

Tulisan terakhirnya adalah Ketika Hukum Dilecehkan: Kasus Silfester Matutina 

Tulisan ini terbit di Harian Tribun Timur, Senin (11/8/2025), dua hari sebelum dirinya wafat hari ini, Rabu (13/8/2025). 

Aswar Hasan pun menyampaikan tetap menulis,” saya sakit fisik tapi tidak otak saya dinda.” 

CEO PT DPI, Dedi Alamsyah Mannaroi menyampaikan itu kepadanya, beberapa waktu lalu. 

“Dua minggu lalu saya masih sempat baku telpon menanyakan kondisi kesehatannya. Beliau mengaku kena stroke tapi masih bersyukur karena masih bisa menulis beberapa artikel untuk naik di media cetak seperti di Harian Tribun Timur,” katanya. 

Stroke adalah kondisi darurat medis ketika aliran darah ke otak terhenti atau berkurang secara tiba-tiba, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi.

Akibatnya, sel-sel otak mulai mati hanya dalam beberapa menit.

Dedi pun menyampaikan, cukup dekat sejak lama dengan mantan ketua komisi penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Selatan ini. 

“Karena beliau narasumber tetap di Radio Smart Fm Makassar, bahkan saya undang beliau untuk gabung di grup WA "Damai Dalam Islam". Terakhir beliau posting tulisannya di Grup WA Tanggal 7 Agustus 2025. Bendera ONE PIECE Di HUT Ke - 80  Kemerdekaan RI Simbol Kritik Atas Kegagalan," kenangnya ke tribun-timur.com, Rabu (13/8/2025). 

Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Hasanuddin Dr Aswar Hasan MSi, berpulang ke rahmatullah pada pukul 20.21 WITA di RS Primaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu malam.

Rencananya, jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan pada Kamis (14/8/2025).

Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai pihak yang pernah mengenalnya.

"Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah beliau, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkan almarhum di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin."

Dr Aswar Hasan MSi adalah dosen tetap, praktisi media dan informasi, serta peneliti Universitas Hasanuddin dengan kualifikasi keilmuan ilmu komunikasi dan media massa.