Teror di Kampus
Sudah 21 Hari Pelaku Teror 5 Kampus di Makassar Belum Ditangkap, Ada Apa?
Mereka datang kelima kampus sambil membawa spanduk bernada provokatif yang menantang kelompok tertentu.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Sudah 21 hari sejak insiden teror di lima kampus besar di Kota Makassar, pelaku provokator belum juga ditangkap.
Aksi tersebut dilakukan sekelompok orang tak dikenal (OTK) berpakaian serba hitam.
Mereka datang kelima kampus sambil membawa spanduk bernada provokatif yang menantang kelompok tertentu.
Kelima kampus yang menjadi sasaran adalah Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Universitas Dipa Makassar (Undipa), dan Universitas Islam Makassar (UIM).
Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) Raya UNM, Agip mengkritik keras kinerja aparat keamanan khususnya Kapolda Sulsel dan Kapolrestabes Makassar.
“Gerakan ini bersifat terstruktur, sistematis, dan masif. Kejadian ini membuat mahasiswa Luwu Raya di Makassar merasa tidak nyaman. Bahkan, banyak yang pulang kampung setelah insiden tersebut,” kata Agip kepada Tribun-Timur.com, Luwu, Rabu (13/8/2025).
Agip menilai, aparat keamanan dan intelijen tidak bekerja maksimal.
Ia menduga ada kelalaian sehingga kelompok OTK bisa bergerak bebas.
“Kapolri sudah tegas mengatakan jangan beri ruang bagi premanisme dan terorisme di Indonesia. Tapi di Makassar, kejadian ini dibiarkan 21 hari tanpa satu pun pelaku ditangkap,” ujarnya.
Menurut Agip, 10 hari lalu Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana mengaku telah mengidentifikasi pelaku dan mengantongi nama mereka.
Namun hingga kini belum ada penangkapan.
“Kalau identitas pelaku sudah dikantongi sejak awal, kenapa belum ditangkap. Ada apa. Ini yang kami pertanyakan,” tegasnya.
Meski begitu, Agip menegaskan pihaknya tidak akan tinggal diam jika kasus ini terus berlarut-larut.
“Jika dalam waktu dekat pelaku tidak ditangkap, kami minta Kapolri dan Komisi III DPR RI ambil alih kasus ini. Copot Kapolda Sulsel dan Kapolrestabes Makassar karena gagal mengantisipasi dan menyelesaikan kasus,” bebernya.
Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Waliduddin mengaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui dalang kelompok tersebut.
Kata Waliduddin, kini penyidikan sudah dilakukan ke dua orang terduga pelaku pemicu konflik yang ditangkap di Jatanras Makassar, Sulawesi Tengah.
"Kalau dua orang yang sudah ditangkap itu, sudah dalam proses penyidikan oleh anggota," bebernya saat dikonfirmasi, Rabu (13/8/2025).
Sementara itu, awak Tribun-Timur.com, berusaha mengonfirmasi Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana belum memberikan jawaban telepon dan chat yang dilayangkan.
KKLR Sulsel-PB IPMIL Serahkan Dokumen Kronologi Kejadian
Sekretaris Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (BPW KKLR Sulsel), Asri Tadda menyebut, pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana pada Kamis (31/7/2025).
Pertemuan itu dihadiri Sekretaris BPW KKLR Sulsel Asri Tadda, Wakil Ketua Bidang Pengembangan SDM Hamzah Jalante, Wakil Sekretaris Penanganan Konflik Ridwan “Lee” Fattah, Wakil Ketua Bidang OK BPP KKLR Baharuddin Solongi.
Ada juga Wasekjen Bidang Informasi, Komunikasi dan Multimedia BPP KKLR Isra Lian, Ketua Umum PB IPMIL Raya Abdul Hafid, serta beberapa pengurus KKLR dan IPMIL Raya lainnya
Pertemuan itu, menurut Asri, sekaligus meminta kepada polisi berpangkat tiga bunga melati itu untuk mengusut pelaku penebar teror di 5 kampus.
"Iya, kita minta ke Kapolrestabes untuk usut semuanya dengan adil dan berimbang," akunya, Rabu (13/8/2025).
Kata Asri, Kombes Pol Arya Perdana mengaku akan menangkap orang tak dikenal (OTK) yang menjadi dalang.
"Cuma beliau bilang, semua butuh proses," ujarnya.
Ia menambahkan, KKLR Sulsel bersama PB IPMIL juga menyerahkan salinan kronologi kejadian untuk menjadi bahan pertimbangan penyelidikan kepolisian.
"Kronologi ini disusun IPMIL dan diserahkan ke Kapolrestabes. Setidaknya, bisa memberi gambaran latar belakang sejumlah kasus yang menyeret nama IPMIL belakangan ini," bebernya.
Sebelum kronologi itu dibuat, sambung Asri, Ketua BPW KKLR Sulsel, Hasbi Syamsu Ali menggelar audiensi dengan sejumlah Ketua IPMIL di Makassar.
Audiensi dibuat untuk mengurai akar permasalahan sebelum disepakati membuat kronologis kejadian yang menjadi latar belakang peristiwa melibatkan IPMIL
"Dari sini, salah satu keputusannya adalah membuat kronologis kejadian yang menjadi latar belakang peristiwa yang libatkan nama IPMIL," akunya.
2 Pelaku Diduga Pemicu Bentrok Diamankan di Sulteng
Dua terduga pelaku penikaman pemicu konflik antarorganisasi daerah (organda) di Makassar ditangkap.
Informasi penangkapan terungkap melalui unggahan akun Instagram Tim Jatanras Polrestabes Makassar.
Dua pelaku diamankan di Mapolsek Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, membenarkan penangkapan tersebut.
"Pelaku tindak pidana akan kita amankan," tegas Arya saat ditemui di Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Kamis (31/7/2025).
Menurut Arya, penangkapan tak hanya bagian dari penegakan hukum, tapi juga upaya mengembalikan situasi kondusif di Makassar.
"Kami berharap seluruh organda tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum pasti," imbaunya.
Arya mengungkapkan, jumlah pelaku ditangkap lebih dari dua orang.
Selain di Morowali, beberapa juga diamankan di Kota Makassar, khusus terkait kepemilikan senjata tajam.
Namun, ia belum merinci total pelaku dan barang bukti disita.
"Sementara ini lebih dari dua orang. Ada yang di daerah lain, juga di Makassar terkait senjata tajam," jelas Arya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, belum memberikan keterangan resmi.
Diketahui, dua pekan terakhir, Kota Makassar dihebohkan konflik kelompok mahasiswa dari dua daerah berbeda.
Konflik disertai aksi kelompok bertopeng membawa senjata tajam yang masuk ke lima kampus besar di Makassar.
Mereka juga membentangkan spanduk tantangan perang terbuka kepada kelompok lawan.
Situasi memanas itu mendorong Wali Kota Makassar dan empat pimpinan daerah menggelar pertemuan mendadak.
Pertemuan turut dihadiri Kapolrestabes Kombes Pol Arya Perdana dan Dandim 1408/BS Kolonel Inf Franki Susanto.
KKLR Temui Kapolrestabes
Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulawesi Selatan, Hasbi Syamsu Ali, melakukan audiensi dengan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, di Mapolrestabes, Kamis (31/7/2025) sore.
Pertemuan ini merupakan respons atas sejumlah insiden yang menyeret nama organisasi mahasiswa asal Luwu Raya, IPMIL Raya, dalam konflik yang terjadi belakangan ini.
Hasbi hadir bersama jajaran pengurus KKLR Sulsel dan perwakilan mahasiswa IPMIL Raya.
Audiensi tersebut menjadi bentuk kepedulian KKLR terhadap dinamika yang dihadapi mahasiswa Luwu Raya.
Sekaligus upaya membangun komunikasi aktif dengan aparat keamanan.
"Ini juga bentuk keprihatinan kami atas situasi yang melibatkan anak-anak kami dari IPMIL di Kota Makassar," jelasnya, Jumat (1/8/2025).
Hasbi menegaskan, sejumlah insiden tidak bisa serta-merta dikaitkan secara institusional dengan IPMIL Raya.
Menurutnya, tindakan oknum individu tidak boleh dijadikan alasan untuk memberi stigma negatif terhadap organisasi mahasiswa tertua asal Luwu Raya tersebut.
"Jangan karena ulah segelintir orang, IPMIL lalu dicap buruk. Banyak orang tua dari Luwu Raya yang menghubungi saya, cemas dengan keselamatan anak-anak mereka yang kuliah di Makassar pascainsiden penyerangan oleh orang tak dikenal di kampus," ungkapnya.
Ia juga menyayangkan pemberitaan yang tidak berimbang dan provokasi di media sosial yang memosisikan IPMIL sebagai biang kerok konflik.
"Setelah kami lakukan investigasi dan klarifikasi, ternyata di banyak kasus, IPMIL justru menjadi korban. Fakta ini berbeda dari narasi yang beredar luas di media sosial," jelasnya.
Sebelumnya, pada Selasa (29/7/2025), KKLR Sulsel telah memfasilitasi pertemuan seluruh pengurus IPMIL Raya di HSA Building untuk mengklarifikasi rangkaian kejadian yang menyeret nama organisasi tersebut.
Dalam audiensi, sambung Hasbi, ersama Kapolrestabes, KKLR menyerahkan dokumen kronologi kejadian yang dinilai menjadi pemicu berkembangnya ketegangan di lingkungan kampus.
"Kami ingin persoalan ini dilihat secara utuh, tidak sepotong-potong. Masyarakat perlu mendapat informasi yang proporsional agar tidak mudah terprovokasi oleh narasi sesat atau stigmatisasi yang tidak berdasar," tegasnya.
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana menegaskan pihaknya akan menangani seluruh laporan dan dugaan pelanggaran hukum secara profesional.
Termasuk yang melibatkan mahasiswa Luwu Raya maupun teror terhadap anggota IPMIL.
"Semua sedang dalam proses. Kami telah menurunkan anggota untuk mengidentifikasi pelaku dan menyelidiki rangkaian kejadian. Tugas utama kami menjaga keamanan dan ketertiban Kota Makassar. Insya Allah kami akan bekerja profesional dan adil," akunya.
Laporan Jurnalis Tribun Timur.com, Muh Sauki Maulana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.