Teror di Kampus
Kawanan Bertopeng Serbu 5 Kampus di Makassar, Pakar Hukum Soroti Kinerja Polisi
Pengamat Hukum Pidana UIN Alauddin Makassar, Dr Rahman Syamsuddin, menilai Polrestabes Makassar tidak tegas menyikapi kasus tersebut.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aksi sekelompok pria bertopeng bersenjata tajam yang menyerbu lima kampus di Makassar, Sulawesi Selatan, memicu kekhawatiran dan kritik tajam terhadap aparat kepolisian.
Pengamat Hukum Pidana UIN Alauddin Makassar, Dr Rahman Syamsuddin, menilai Polrestabes Makassar tidak tegas menyikapi kasus tersebut.
Ia menilai peristiwa semacam ini berulang karena tidak ada tindakan nyata dari kepolisian.
“Kenapa terus terjadi? Karena pelaku merasa tak dihalangi. Tak ada sanksi atau tindakan yang membuat mereka jera,” kata Rahman saat dikonfirmasi, Jumat (25/7/2025).
Salah satu kampus yang diserbu adalah Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang jaraknya kurang dari satu kilometer dari Polsek Rappocini.
“Kasus di Unismuh dan beberapa kampus lainnya sempat viral. Lokasinya dekat Polsek, tapi penanganannya lamban. Seharusnya polisi langsung bergerak begitu ada laporan,” tegas Rahman.
Ia menilai iring-iringan motor pelaku yang masuk ke sejumlah kampus terkesan dibiarkan. Padahal, bila polisi sigap, pelaku bisa langsung diamankan.
“Sekarang, bukan lagi masyarakat yang ditakuti, tapi dunia kampus. Ini bentuk premanisme yang seharusnya ditindak tegas,” ujarnya.
Rahman mendesak Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono turun langsung menangani kasus ini sebelum memicu korban atau kerusuhan lebih besar.
“Kalau ini terus dibiarkan, citra keamanan di Makassar akan semakin buruk,” tambahnya.
Aksi Penyerbuan Terekam Video
Dalam video yang beredar di media sosial, aksi penyerbuan pertama terjadi di Unismuh, Jl Sultan Alauddin, Kamis (24/7/2025) siang.
Sekelompok pria bertopeng berpakaian hitam masuk kampus dengan motor, membawa senjata tajam, dan meneriakkan tantangan pada kelompok tertentu.
Setelah membuat panik mahasiswa, mereka keluar dan melanjutkan aksinya ke Universitas Negeri Makassar (UNM) di Jl AP Pettarani.
Modusnya sama, masuk kampus, mencari kelompok lawan, lalu keluar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.