Opini
Gaza: Pelaparan Sistematis dan Urgensi Persatuan Umat
Lebih dari 2,3 juta penduduk Gaza berada di gerbang kehancuran total akibat tragedi kemanusiaan yang tak terbayangkan.
Merangkai Solusi
Ketidakmampuan dunia menyelesaikan krisis Gaza tidak bisa dilepaskan dari sistem global saat ini yang menjadikan materi dan kepentingan politik menjadi tolok ukur utama dan bukan pada keadilan dan kemanusiaan.
Umat Islam harus menyadari bahwa penyelesaian krisis Gaza tak hanya dengan diplomasi semu atau bantuan kemanusiaan semata.
Faktanya, ratusan resolusi telah dicetuskan, jutaan dolar bantuan telah disalurkan, namun mengapa krisis Gaza tetap berlangsung?
Musababnya adalah persoalan yang menimpa Gaza didesain secara sistematis, maka dibutuhkan solusi sistematis pula untuk mengatasinya.
Jika negeri-negeri muslim bersatu, ada kesiapan militer dengan kekuatan handal dan kemandirian pangan serta kesiapan industri dalam mengelola sumber daya alam yang melimpah.
Tervalidasi selama 1300 tahun, Sistem Islam pernah berdiri tegak sebagai adidaya dunia karena akidah Islam yang kokoh dan menjalankan syariah secara menyeluruh (kafah) yang dipimpin oleh institusi politik Islam.
Will Durant, penulis buku The Story of Civilization menuliskan bahwa para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan serta menyediakan kesejahteraan dan menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga ilmu, sastra dan falsafah mengalami kejayaan yang luar biasa selama berabad-abad.
Tragedi Gaza seharusnya menjadi titik balik kebangkitan umat Islam, bukan hanya membangkitkan empati temporer tetapi juga kesadaran mendalam bahwa umat membutuhkan perubahan sistemik dan ideologis.
Hal ini dapat diraih dengan menyuarakan Islam sebagai solusi dengan tegaknya hukum Allah di muka bumi. Wallahu a’lam. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.