Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rakernas Nasdem

Mengenal Songkok Recca Kopiah Bugis-Makassar Paling Laris di Acara Rakernas Nasdem

Songkok Recca penutup kepala tradisional khas masyarakat Bugis dan Makassar paling laris di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem 2025.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
RAKERNAS NASDEM - Peserta Rakernas Nasdem berburu produk Songkok Recca di Lobi Hotel Claro Makassar, Jalan AP Pettarani, Makassar, Jumat (8/8/2025). Berbagai produk UMKM dihadirkan dalam Rakernas Nasdem hingga 10 Agustus 2025. 

Warna alami atau kecokelatan, kadang diberi warna hitam atau merah bata.

Beberapa songkok memiliki motif khusus menandakan tingkat sosial atau asal daerah.
 
Makna dan Fungsi Budaya
Simbol Kedewasaan:

Di masa lalu, songkok recca hanya dikenakan pria dewasa sebagai tanda bahwa mereka sudah dianggap matang secara adat.

Dulu, Songkok Recca pipakai saat acara penting, pernikahan, musyawarah adat, atau penerimaan tamu kehormatan.

Menunjukkan kebanggaan terhadap identitas Bugis-Makassar.

Status Sosial:

Semakin halus dan rumit motifnya, semakin tinggi status sosial pemakainya.

Dulu, hanya bangsawan atau kalangan tertentu yang boleh mengenakan jenis songkok tertentu.
 
Kabupaten Wajo, khususnya di daerah Sengkang, dikenal sebagai salah satu sentra pengrajin songkok recca terbaik.

Warisan keterampilan ini diturun

Kini dikenakan dalam berbagai upacara adat, perayaan hari besar, hingga sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan.

Diperkenalkan juga dalam ajang promosi budaya nasional maupun internasional.

Beberapa tokoh Bugis-Makassar (termasuk pejabat atau tokoh adat) masih menjadikan songkok recca sebagai bagian dari identitas pakaian formal mereka.

Sejarah Songkok Recca: Warisan Leluhur Bugis-Makassar

Songkok Recca memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan perkembangan budaya, struktur sosial, dan identitas etnik Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan.

Meskipun tidak ada catatan tertulis yang sangat rinci sejak awal kemunculannya, namun keberadaannya diyakini telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Bugis dan Makassar, khususnya pada masa Kerajaan Gowa-Tallo dan Kerajaan Bone.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved