Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bom Ikan Mengancam Laut Selayar Sulsel

Satpolairud Selayar tangani 3 kasus, termasuk dugaan bom ikan di Pulau Gusung. Polisi patroli dan beri imbauan ke nelayan pesisir.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sukmawati Ibrahim
dok Polairud Selayar
BOM IKAN - Polairud Polres Kepulauan Selayar, menyelidiki aksi penggunaan bom ikan di sebelah barat Pulau Gusung, Desa Bontolebang, Kecamatan Bontoharu, Senin (29/7/2025). Polisi tegaskan tak ada kompromi ke pelaku bom ikan/ 

TRIBUNSELAYAR.COM – Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menangani tiga kasus pidana sepanjang 2025.

Ketiga kasus tersebut yakni pelayaran tanpa izin di wilayah Taman Nasional Takabonerate, dugaan tindak pidana umum masih penyelidikan, serta dugaan perdagangan biota laut dilindungi jenis Lola Merah.

Namun, penyidikan kasus perdagangan Lola Merah dihentikan setelah dipastikan pengusaha terkait memiliki izin resmi dari BKSDA.

"3 kasus dari Januari 2025," kata Kasat Polairud Polres Kepulauan Selayar, Iptu Amat Soedachlan, Sabtu (2/8/2025).

Ia menjelaskan, meski belum ada laporan resmi terkait illegal fishing tahun ini, Satpolairud tetap rutin patroli.

Pihaknya juga menjalin kerja sama lintas instansi untuk mencegah potensi pelanggaran.

Menurut Amat, wilayah Kepulauan Selayar sangat luas dan potensial, sehingga deteksi dini dan pendekatan pencegahan menjadi prioritas.

Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP Didid Imawan, juga memberi atensi khusus terhadap keamanan laut di wilayah hukumnya.

"Kami mengapresiasi kinerja Satpolairud yang konsisten menjaga ketertiban dan keamanan wilayah perairan," kata mantan Kapolres Pelabuhan Makassar ini.

Didid juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Polairud, TNI AL, BKSDA, BTNTB, dan pemangku kepentingan lainnya menjaga ekosistem laut.

Laut menjadi aset penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat pesisir Selayar.

Terbaru, Polairud menyelidiki dentuman keras di perairan barat Pulau Gusung, Desa Bontolebang, Kecamatan Bontoharu, Senin (29/7/2025).

Dentuman itu diduga berasal dari aktivitas bom ikan oleh oknum nelayan.

Satpolairud langsung patroli penertiban dan penyelidikan di wilayah laut Pangguringan, tepat di sebelah barat Pulau Gusung.

Lokasi itu sering disebut warga sebagai titik terdengarnya dentuman keras mirip bom ikan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved