Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rektor UNM Kukuhkan Empat Guru Besar Fakultas Teknik 

Rektor UNM Prof Karta Jayadi mengukuhkan empat guru besar UNM. Keempatnya berasal dari Fakultas Teknik.

UNM
GURU BESAR UNM - Empat guru besar fakultas Teknik UNM dikukuhkan. Mereka dikukuhkan di Ruang Teater Menara Pinisi, UNM Jl Ap Pettarani, Selasa (29/7/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Negeri Makassar (UNM) kini memiliki 61 dosen bergelar profesor. 

Setelah 6 guru besar dikukuhkan pada Senin (28/7/2025) UNM kembali menetapkan empat profesor baru. Ialah Prof Riana Tangkin Mangesa, Prof Darlan Sidik, Prof Nur Anny S Taufieq, dan Prof Ruslan. 

Keempatnya merupakan guru besar asal Fakultas Teknik. Mereka dikukuhkan di Ruang Teater Menara Pinisi, UNM Jl Ap Pettarani, Selasa (29/7/2025). 

Rektor UNM Prof Karta Jayadi menyampaikan, empat dosen ini pantas menyandang gelar profesor.  Mereka memiliki kemampuan sesuai bidangnya masing-masing. 

Kata Prof Karta, dengan SDM berkualitas yang dimiliki, UNM akan terus berbenah dan sejajar dengan perguruan tinggi maju lainnya. 

Menurutnya, peran guru besar penting sebagai pelopor inovasi melalui pendidikan riset dan pengabdian yang dilakukan. Mereka punya kemampuan untuk mempromosikan UNM sebagai kampus ladang pengembangan riset dan teknologi. 

"Sampai hari ini UNM punya 161 guru besar. 9 September bertepatan hari olahraga nasional akan ada  guru besar dari ilmu olahraga akan melangsungkan pengukuhan gru besar," ucap Karta Jayadi. 

Diketahui, dalam momen sakral ini, masing-masing guru besar menyampaikan orasinya. 

Prof Riana Tangkin Mangesa memaparkan, tema yang diangkat Menuju Era Baru Dunia Kerja Lulusan Pendidikan Vokasi: Membangun Kompetensi dan Karakter melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL).

Tema ini dipilih sebagai respon terhadap tuntutan dunia kerja yang tidak lagi sekadar membutuhkan lulusan yang terampil secara teknis, tetapi juga yang tangguh secara non teknis (soft skill). 

Berkarakter, kreatif dan berintegritas sangat penting karena integritas dan kreativitas adalah senjata manusia 
yang tak bisa direbut oleh mesin. 

"Di tengah gempuran otomatisasi, justru nilai karakter yang menjadi pembeda. Di sinilah Model PjBL hadir sebagai solusi," katanya. 

Model PjBL dinilai mampu membangun kompetensi dan karakter secara simultan melalui proyek nyata. 

Melalui model PjBL, pembelajaran tidak hanya menghasilkan lulusan terampil, tetapi juga individu yang berkarakter, kreatif, dan solutif. 

"Inilah paradigma baru mencetak lulusan Pendidikan Vokasi sebagai problem solver berkarakter, yang akan memikul estafet pembangunan menuju Golden Indonesia 2045," ujarnya. 

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved