Hari Sahabat Sedunia
Kisah Persahabatan Setengah Abad Farouk M Betta dan Kawan-kawan
Persahabatan Farouk dengan Kariadi Kadar, Abdul Rahman, Darwin Mingu, Muh Abu Basru dan Muhammad Yasin, bisa awet karena kedekatan emosional.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
Namun, itu tak membatasi. Mereka tetap nongkrong bersama.
“Masa-masa emas itu di SMP dan SMA, karena kita bersahabat dengan baik. Kalau namanya Si Paccei,” sebutnya pria berusia 55 tahun ini,
“Kita sama bertanggung jawab, tidak boleh ada susah di antara kita, kita susah sama, senang kita sama,” tambah dia.
Sementara Darwis Mingu menyebut, rumahnya selalu menjadi tempat berkumpul sejak SMP, tahun 1985.
Lantaran lokasinya tak jauh dari sekolah. Jarang kurang satu kilometer.
Tanpa komunikasi dan tentukan jam, mereka langsung kumpul bersama.
“Tidak ada jam segini kumpul, mereka sudah tahu tempat kumpul,” ucapnya.
Ia membeberkan rumahnya cukup luas untuk kumpul. Ada empat kamar tersedia, halaman luas, teras, ruang belajar, tempat buku dan permainan karambol.
Ketika SMA, mereka membuat grup namanya simbiosa karena ambil jurusan biologi.
“Simbioasa itu hidup saling menguntungkan,” ungkapnya.
Di lain sisi, Kariadi Kadar membeberkan perbedaan persahabatan dulu dan sekarang.
Ia menilai, dulu membina pertemanan dengan semua kelas. Bukan hanya satu kelas.
“Kalau kita berteman satu sekolah, satu angkatan,” tuturnya.
Kadar tak pungkiri persahabatan terjalin 50 tahun ini tak lepas dari perselisihan.
Namun, setiap masalah segera diatasi secepatnya.
“Setiap pertemanan ada perselisihan, tapi perselisihan itu teredam. Kita mencari akar masalahnya,” ucapnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.