Profil Febryan Kajari Maros Asal Bone, Pernah Tangani Kasus Korupsi Rp700 Juta di Riau

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS – Jabatan Kepala Kejaksaan Negeri Maros atau Kajari Maros kini diemban Febriyan.

Febriyan menggantikan Zulkifli Said yang kini menjabat Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sebelum ditugaskan di Maros, Febriyan memimpin Kejaksaan Negeri Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.

Selama bertugas di sana, Febriyan menangani berbagai perkara, mulai dari korupsi, narkoba, hingga kebakaran hutan dan lahan.

Salah satu kasus korupsi terbesar yang pernah ditangani adalah pengadaan bibit kopi di Dinas Perkim dan LH Kabupaten Meranti.

“Kerugian negara sekitar Rp700 juta,” ucapnya saat dihubungi Tribun Timur, Senin (28/7/2025).

Meski bukan penangan langsung, Febriyan dan timnya turut memantau kasus besar yang menyeret mantan Bupati Meranti Muhammad Adil, tersangka KPK atas tiga kasus. 

Kasus ini adalah suap pengadaan jasa umrah, pemotongan anggaran OPD (fee proyek), dan suap pengondisian pemeriksaan keuangan demi predikat WTP.

Penanganan ini termasuk pemeriksaan sejumlah saksi yang dilakukan oleh KPK pada 2023–2024

Pria kelahiran Watampone, 3 April 1979 ini telah berkarier di lingkungan kejaksaan selama 24 tahun.

Saat ditanya soal motivasinya masuk kejaksaan, Febriyan mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi jaksa.

Ia hanya mengikuti proses rekrutmen sebagaimana lulusan hukum lainnya.

“Ikut mendaftar sebagaimana lulusan Fakultas Hukum lainnya, dan ternyata diterima,” ucapnya.

Di masa awal tugasnya di Kabupaten Maros, Febriyan fokus melanjutkan dan meningkatkan kinerja yang telah dikerjakan pejabat sebelumnya.

Ia juga menjalin sinergi dengan pemerintah daerah untuk mendukung visi misi Presiden, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan Pemkab Maros.