Roti Maros, Kuliner Khas Sulsel yang Jadi Incaran Wisatawan
Roti Maros bukan sekadar oleh-oleh khas Sulsel. Ia adalah warisan budaya yang manis, lembut, dan terus berkembang sebagai ikon kuliner lokal.
TRIBUN-TIMUR.COM – Dari dapur-dapur kecil di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, aroma khas roti panggang merebak, membangkitkan ingatan akan cita rasa manis dan tradisi yang mengakar kuat. Dialah Roti Maros roti khas Bugis yang kini menjadi ikon kuliner Sulsel, diburu wisatawan dan dicintai masyarakat lokal.
Awalnya hanya disajikan dalam hajatan adat dan acara keluarga, kini Roti Maros menjelma menjadi oleh-oleh wajib dari Sulawesi Selatan.
Teksturnya yang empuk, isian selai yang legit, serta bentuknya yang mungil memudahkan untuk disantap kapan saja, menjadikan roti ini primadona yang tak lekang oleh zaman.
Mengusung bahan sederhana seperti tepung terigu, telur, dan mentega, Roti Maros dibuat dengan teknik tradisional yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Bulatan adonan yang seragam dipanggang dengan suhu tepat hingga keemasan, lalu diisi selai khas seperti kaya dan pandan yang memberikan rasa otentik.
Namun kisah Roti Maros bukan hanya soal rasa tetapi menjadi sumber penopang ekonomi keluarga di wilayah ini.
Dari usaha rumahan hingga berkembang ke skala UMKM, produksi Roti Maros telah membuka lapangan kerja, memberdayakan ibu rumah tangga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan.
“Setiap kali makan roti ini, saya merasa pulang ke masa kecil di Maros,” ujar Nurul, salah satu pelanggan setia.
"Rasanya tetap sama dari dulu, dan itu yang bikin kangen.” tambahnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, Roti Maros mulai mengalami berbagai inovasi, baik dari segi rasa maupun bentuk. Meskipun begitu, rasa autentik dari Roti Maros tetap dipertahankan, tak heran jika roti maros menjadi buruan wisatawan sebagai buah tangan dari Sulawesi Selatan.
Kini, Roti Maros bukan hanya makanan, tapi representasi budaya, kenangan, dan rasa bangga akan tradisi lokal yang berhasil menjembatani masa lalu dan masa kini, menyatukan rasa dalam balutan roti yang lembut.
Generasi muda kini turut serta melestarikan cara pembuatannya, memadukan kearifan lokal dengan inovasi. Mereka memastikan bahwa resep asli dan esensi cita rasa Roti Maros tetap terjaga, menjamin bahwa warisan manis ini akan terus dinikmati oleh anak cucu di masa depan, terus mengukir kisah tentang tradisi yang abadi dan rasa yang tak terlupakan.(*)
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin Dukung KPID Sulsel, Dorong Pengawasan Media Baru |
![]() |
---|
Siswa SMAN 1 Sinjai Pukul Guru, Prof Arismunandar: Harus Diusut Secara Hukum, Jangan Dibiarkan! |
![]() |
---|
Tangga Darurat Tak Langsung Keluar, Hydrant Kosong, K3 Gedung Kantor Wali Kota Palopo Disorot |
![]() |
---|
Truk Tambang Penimbun Depan Waduk Nipa-nipa Moncongloe Makin Garang Usai Diprotes Wabup Maros |
![]() |
---|
4 Minggu Jalan Poros Maros-Pangkep Mencekam, Tawuran Geng Motor Masuk ke Pemukiman Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.